Ahli Geologi menyumbangkan 2 orang sebagai Menteri di kabinet Jokowi. Sua orang yang mewakili ini merupakan lulusan dari jurusan Teknik Geologi. 2 orang ini adalah Indroyono Soesilo yang menjabat sebagai Menteri Koordinator kemaritiman salah satu menko yang baru dibentuk dan Basuki Hadi Muljono sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berbeda dengan biasanya lulusan geologi banyak berkecimpung di dunia energi dan sumberdaya alam tetapi kali ini dua orang menteri dari geologi yang ditunjuk bukan untuk mengurusi masalah energi dan sumber daya alam.
Profil Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo lahir di Bandung 27 Maret 1955 , Indroyono menempuh pendidikan S 1 di Teknik Geologi ITB tahun 1973 dan lulus di tahun 1979. setelah lulus dari ITB Indroyono kemudian bekerja sebagai peneliti di Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 1981. Pada tahun 1981 Indroyono kemudian melanjutkan studi master ke Universitas Michigan, Amerika Serikat di bidang remote sensing (Pengindraan Jarak Jauh)/Remote Sensing for Natural Resources.
Pages
▼
Endapan Mineral Hidrotermal
1. Prinsip-prinsip Proses Hidrotermal
Diferensiasi
magmatik menghasilkan produk awal dan akhir fluida magmatik, dapat berupa
konsentrasi logam yang utama dalam magma. Larutan hidrotermal membawa keluar
logam-logam dari pembekuan intrusi ke tempat logam tersebut diendapkan yang
ditentukan oleh banyak faktor di dalam pembentukan endapan mineral epigenetik.
Larutan-larutan akan secara gradual kehilangan panas dengan bertambahnya jarak
dari intrusi, oleh karenanya akan menghasilkan tipe endapan hidrotermal yang
mempunyai karakteristik temperatur tinggi yang dekat dengan intrusi kemudian
endapan hidrotermal temperatur menengah pada beberapa jarak dari intrusi serta
endapan hidrotermal temperatur rendah pada daerah yang jauh dari intrusi.
Potensi Tambang Emas Bukit Tujuh (Tumpang Pitu), Banyuwangi, Jawa Timur
Penemuan endapan emas dan tembaga di bukit tujuh / tumpang
pitu menarik tentang penelitian endapan mineral logam di sepanjang pantai
selatan jawa. Seperti diketahui sepanjang pantai selatan jawa ini mengandung
potensi mineral logam emas, perak, dan tembaga. Sayangnya eksplorasi di bagian
timur jawa kurang berkembang dibandingkan di bagian barat pulau jawa yang
berhasil menemukan cadangan deposit ekonomis mulai dari cibaliung, pongkor,
ciemas, cikotok, pengalengan, dan bunikasih.
Pada tahun 2006 di daerah tumpang pitu , banyuwangi,
ditemukan endapan mineral logam emas dengan kandungan sebesar 22.000 ton.
Perusahaan yang melakukan penyelidikan eksplorasi ini yaitu PT. Indo Multi
Niaga (IMN). ijin eksplorasi mineral logam emass dan ikutanya dikeluarkan oleh Bupati
Banyuwangi yang saat itu dijabat oleh Ratna Ani Lestari dan diregistrasi dengan
Nomor 188/57/KP/429.012/2006 pada tanggal 23 Maret 2006. Tapi pada tahun PT.
Indo Multi Cipta mengajukan surat nomo 07/IMC/VII/2006 untuk memindahkan ijin eksplorasi kepada PT
indo Multi Niaga (IMN). Permohonan ini dikabulkan oleh bupati banyuwangi dengan
menerbitkan Surat Keputusan Kuasa Pertambangan atas nama PT. Indo Multi Niaga tanggal 16 februari 2007
dengan nomor registrasi 188/05/KP/429.02/2007.
Pt Indo Multi Niaga diwajibkan melakukan kegiatan eksplorasi
dengan berpedoman pada peraturan Undang – undang yang berlaku. Cebakan mineral emas ini diketemukan berdasarkan pemboran
eksplorasi sebanyak 14 lubang bor dengan kedalaman total 4.100 meter pada KP
eksplorasi PT Imn seluas 11.621,45 ha atau 116,21 km 2. Cebakan emas ini
diketemukan dalam bentuk urat – urat kuarsa pada batuan volkanik yang diterobos
oleh intrusi batuan diorit, andesir, granodiorit, dan dasit. Fenomena cebakan
urat ini banyak ditemukan di sepanjang pantai selatan jawa seperti cikotok,
pongkor, cemas, dan cibaliung Banten. Berdasarkan studi geologi cadangan mineral bijih mencapai
9.600.00 ton dengan kadar rata rata emas 2,3 pp, dengan cadangan emas sebesar 230,8 ton. Selain cebakan emas primer dari urat
kuarsa , potensi mineral emass juga didapat dari cebakan mineral sekunder/
plaser. Keberadaan mineral emas ini berada di sekitar kawasan perhutani.
Lokasi Tumpang Pitu,
Banyuwangi
Lokasi Tambang Emas Bukit Tujuh (Tumpang Pitu) Banyuwangi, Jawa Timur |
Tujuh Bukit (Tumpang Pitu ) berada di kecamatan Pesangrahan, Kabupaten Banyuwangi. sekitar 250 km dari kota Surabaya, Ibukota provinsi Jawa Timur. secara Koordinat berada di sekitar 8 35 20 S dan 114 01 08 N. Desa terdekat dengan lokasi tambang tumpang pitu ini berada di Desa sumberagung. Selain itu lokasi tambang emas tumpang pitu ini dekat dengan lokasi wisata Pantai Merah. dan diapit oleh 2 hutan suaka margasatwa Baluran dan Meru Betiri. Ijin penambangan sendiri terdiri dari dua ijin yaitu eksplorasi dan eksploitasi. sebagian besar lokasi merupakan kawasan Hutan Lindung, sawah , dan kebun milik warga sekitar.
Sejarah Eksplorasi
Daerah ini dieksplorasi pertama kali oleh PT. Hakman Platina Metalindo dan teman usaha Golden Valley mines dari Australia. Golden Valley mengidentifikasi adanya potensi di daerah tumpang pitu dan Salakan berupa endapan tipe porfiri yang dilakukan pada tahun 1997 - 1998. kemudian dilakukan survei geokimia yang intens dan pemboran eksplorasi dengan 5 titik selama maret - Juni 1999. Pada februari 2000 Placer Dome masuk melalui Golden Valley dengan memiliki saham 51% dan bertanggung jawab atas operasional kegiatan eksplorasi. Kemudian dilanjutkan dengan survei IP dan geokimia yang selesai antara april - may 2000. Hasil dari Ip resisstivity memiliki kaitan antara anmali resitivitaas dengan zona urat vuggy quartz. saynagnya Placer kemudian menarik diri dari Tumpang Pitu akibat jatuhnya harga mineral logam di pasar internasional, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Pada juni 2006 Hellman dan schofield pty berkerjasama dengan IMN sebagai investor dan yang bertangung jawab atas kegiatan eksplorasi berdasarkan Kode JORC (Joint Ore Reserve Committe).
Sejarah Eksplorasi
Daerah ini dieksplorasi pertama kali oleh PT. Hakman Platina Metalindo dan teman usaha Golden Valley mines dari Australia. Golden Valley mengidentifikasi adanya potensi di daerah tumpang pitu dan Salakan berupa endapan tipe porfiri yang dilakukan pada tahun 1997 - 1998. kemudian dilakukan survei geokimia yang intens dan pemboran eksplorasi dengan 5 titik selama maret - Juni 1999. Pada februari 2000 Placer Dome masuk melalui Golden Valley dengan memiliki saham 51% dan bertanggung jawab atas operasional kegiatan eksplorasi. Kemudian dilanjutkan dengan survei IP dan geokimia yang selesai antara april - may 2000. Hasil dari Ip resisstivity memiliki kaitan antara anmali resitivitaas dengan zona urat vuggy quartz. saynagnya Placer kemudian menarik diri dari Tumpang Pitu akibat jatuhnya harga mineral logam di pasar internasional, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Pada juni 2006 Hellman dan schofield pty berkerjasama dengan IMN sebagai investor dan yang bertangung jawab atas kegiatan eksplorasi berdasarkan Kode JORC (Joint Ore Reserve Committe).
Tambang Galian C di Cianjur segera ditertibkan
Ilustrasi penambangan galian C |
Geologi Regional Cekungan Jawa Barat Utara (North West Java Basin)
Gambar 1. Lokasi Cekungan Jawa Barat Utara |
Pada Cekungan Jawa Barat Utara terdapat dua sub cekungan utama, yaitu Cekungan Ardjuna dan Cekungan Sunda. Selain itu juga terdapat sub-sub cekungan lain, diantaranya Cekungan Ciputat, Pasir Putih, Vera, Billiton dan Jatibarang dengan tinggian-tinggian Tangerang, Rengasdengklok, Pamanukan dan Arjawinangun di antara sub-sub cekungan tersebut (Asril Sjahbuddin, 1985).