Pages

Geomorfologi



A.  Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.

Linkungan Pengendapan Gurun Eolian


Pendahuluan

Gurun sahara (sumber : saharadeserttour.com)

Gurun merupakan daerah di kontinen dengan posisi 10 derajat - 30 derajat di lintang utara atau lintang selatan ekuator. Daerah ini mencakup 20-25% dari daratan di permukaan bumi.Gurun merupakan daerah yang memiliki tingkat evaporasi melebihi tingkat presipitasi. Curah hujan pada umumnya < 25cm per tahun. Gurun merupakan daerah kering yang didominasi oleh aktivitas angin dan ditutupi oleh pasir. Gurun terbesar di dunia adalah Gurun Sahara (7 juta km2).

Proses Transportasi dan Pengendapan di Gurun

Kebanyakan gurun dicirikan dengan perubahan temperature dan angin yang ekstrim,  tingkat curah hujan sangat rendah dan tidak merata.

Transporatasi sedimen dengan media angin sama halnya transportasi sedimen dengan media air. Angin sangat efektif memisahkan sedimen yang berukuran < 0.05 mm dari sedimen yang lebih kasar. Sedimen-sedimen halus ini tertransport jauh melalui gerakan suspensi. Kecuali pada angin berkecepatan tinggi, sedimen kasar tertransport oleh arus traksi dan gerakan saltasi. Saltasi merupakan proses yang penting dalam transportasi oleh angin, dibantu oleh downslope creep.

Transportasi dan pemilahan oleh angin menghasilkan 3 macam endapan:

1. Endapan debu (lanau), bentuknya pecahan, menunjukkan sebagai loess. Umumnya terakumulasi jauh dari sumbernya.

2. Endapan pasir, terpilah baik


3. Endapan sisa, terdiri dari partikel berukuran gravel yang terlalu besar untuk ditransport oleh angin.

Transportasi dan pengendapan oleh angin membentuk beberapa macam bedforms dan struktur sedimen yaitu ripple, dunes, dan cross bedding. Bedforms yang dibentuk selama transportasi angin dapat berukuran ripple (panjang 0.01 m dan ketinggian beberapa mm) hingga dunes (panjang 500-600 m dan ketinggian 100m).
Panjang gelombang yang dibentuk oleh transportasi angin meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan angin, sedangkan tingginya meningkat seiring dengan ukuran butir.

Perbedaan Endapan Delta dan Endapan Sungai


Sungai merupakan lingkungan pengendapan sedimen yang mengalir dan  terdapat di darat akibat adanya perbedaan morfologi dan kemiringan.

Delta merupakan lingkungan pengendapan sedimen berupa bentukan  menyerupai segitiga (Δ), terdapat pada lingkungan transisi antara darat dan laut, terbentuk akibat suplai material yang dibawa oleh sungai lalu terendapkan.

Perbedaan sungai dan delta:

1.Sungai akan memiliki material dan pengaruh sedimentasi hanya dari darat, sedangkan delta bisa dari darat dan bisa dari laut.

2.Gradien kemiringan topografi sungai lebih besar dibandingkan pada delta.

3.Pengaruh dari adanya pasang surut pada delta mengakibatkan pada endapan delta sering ditemukan struktur sedimen lenticular yang jarang ditemukan pada endapan sungai.

4.Unit genesa pada sungai dapat dibagi menjadi channel, floodplain, terrace, point bar, creevarse splay, dan terrace yang akan dicirikan dengan urutan vertical dan kompoisisi yang berbeda. Sedangkan delta akan dibagi menjadi delta plain, delta front, dan pro delta.

5.Bentuk morfologi sungai dapat dibedakan menjadi straight, meandering, braided, dan anastomosing. Sedangkan delta dapat dibagi menjadi fluvial dominated delta, tidal dominated delta, dan wave dominated delta.

Tambang Pasir Besi di Malang Selatan Mengancam Ekosistem Pantai Selatan

Negara berpenduduk terbesar dunia, China, merupakan tengkulak tertinggi soal pembelian hasil-hasil tambang dari Indonesia. Termasuk mineral pasir besi. Dalam jumlah besar, China diburu para pemodal dalam kaitannya jual beli pasir besi. Namun yang terjadi, tidak mudah memang memperoleh izin penambangan pasir besi.

Lingkungan Pengendapan Batuan Sedimen


Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan bumi dimana terdapat sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu deposit. Lingkungan pengendapan dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya berdasarkan karakteristik biologi, kimia, dan fisiknya. Terdapat beberapa tipe lingkungan pengendapan yang ada di bumi sekarang.

Perbedaan Tipe Endapan Mineral

 
Lingkungan pembentukan endapan mineral

Endapan Early Magmatik


Genesa : Endapan yang terbentuk  pada saat awal kristalisasi magma akibat diferensiasi magma, magma mixing, atau asimilasi magma atau yang disebut orto magmatic. Dapat terbentuk oleh proses segregasi, diseminasi, atau injeksi material yang terdiferensiasi.


Apa itu CBM (Coal Bed Methane) ?

CBM telah dikenal lama oleh para pekerja tambang batubara terutama pada penambangan bawah tanah (underground) sebagai gas tambang. Gas tambang ini sering kali mencelakai pekerja tambang. Gas tambang / CBM ini dianggap sebagai penyebab ledakan dan longsor di dalam tambang batubara.

Stratigrafi Cekungan Kutai

Stratigrafi di daerah ini juga terdiri dari siklus transgresi dan regresi. Di sini fasa regresi jauh lebih mendominasi. Cekungan ini dimulai Tersier Tua, mungkin Eosen, dengan suatu transgresi yang segera diikuti oleh regresi yang mengisi cekungan ini pada seluruh Tersier dan Kuarter. Data stratigrafi menunjukkan bahwa cekungan diisi dari barat ke timur secara progradasi dengan sumbu ketebalan sedimen maximum, diendapkan pada setiap jenjang Tersier yang bergeser secara progresif ke arah timur menumpang di atas sedimen laut dalam yang tipis dari Selat Makasar.

Fisiografi Pulau Papua

Pualu papua memiliki bentuk yang menarik, dilihat dari bentuknya pualu Papua diibaratkat berbentuk seperti brunung. Pulau Papua (New Guinea Island) berada pada posisi 130O19’BT – 150O48’BT dan 00O19’LS  – 10O 43’LS. Pulau tersebut memiliki panjang sekitar 2400 km dan lebar sekitar 660 km. Secara umum Fisiografi Pulau Papua dibagi menjadi 3 bagian yaitu (Van, Bemmelen (1949) :

Fisiografi Pulau Sumatra

Fisografi Regional

Secarah umum Fisiografi Pulau Sumatra dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :

Potensi Asbes Di Indonesia

1. Pendahuluan 

Asbes merupakan mineral yang terdapat di alam. Asbes adalah istilah umum dari serat mineral yang terdapat di alam dan terdiri dari berberapa jenis seperti amosit, krosidolit, tremolit, antofilit, amfibol dan krisofil. Endapan asbes di Indonesia terdapat di beberapa lokasi, dan untuk pengembanganya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Mengingat hal tersebut, diperlukan informasi yang lengkap mengenai asbes di Indonesia. Kegunaan Asbes antara lain sebagai bahan baku industri, seperti industri barang dari karet, industri bahan bangunan, industri perlengkapan dan komponen kendaraan roda empat. Kebutuhan asebes sebagai bahan baku itu semakin meningkat dan diperlukan pengolahan asbes di Indonesia.

2. Kondisi Geologi Pembentukan Asbes

Asbes merupakan salah satu hasil dari transformasi batuan atau mineral lainnya. Ganesa asbes terbentuk kemungkinan lebih dari satu juta tahun yang lalu sehingga perlu dibedakan antara proses transformasi dengan kegiatan produksi asbes.
Variasi dari formasi asbes tidak terbentuk secara keseluruhan tetapi bersifat relatif dan saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pergerakan tektonik lokal dan kondisi geologi, keadaan permukaan , rekahan, tekanan, keadaan temperatur, dan faktor intrusi lainnya. Proses transformasi membedakan dua kelompok asbes yaitu proses transformasi metamorfik serpentit dan jenis amfibol. Proses metamorfosa ini memperkaya material dengan SiO2.

Mineralogi
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam macam mineral yang dapat dipisah - pisahkan , sehingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
- Golongan Amfibol yaitu mineral Aktinolit, antofilit, amosit , tremolit, dan krosidolit.

- Golongan serpentinit yaitu minerla krisotil yang merupakan hidroksida dari magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H20.

Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat kompleks tetapi sebenarnya silikat itu berasal dari molekul molekul Si4O11.

Beberapa komposisi mineral asbes adalah sebagai berikut :

Antofilit yaitu amfibol ortorombik dengan komposisi mineral (MgFe)II7(OH)2(SiO11)2.
Termolit komposisi mineralnya Ca2Mg5(OH)2(Si4O11)2.
Amosit adalah antofilit yang kaya akan besi atau feroantofilit dengan komposisi MgAlFe3(II)Fe(III)(OH)2(Si4O11)2.
Krosidolit disebut juga blue asbestos karena warna birunya termasuk dalam mineral Riebeckite yaitu suatu amfibol berbentuk monoklin. Komposisi kimianya Na2MgFe5(II)(OH)2 (SiO11)2.
aktinolit yaitu bila oksida datang menggantikan magnesium dari tremolit. Komposisi mineralnya C2(Mg,Fe)5 (OH) 2 (SiO11)2

Geologi Pulau Sumba

Pendahuluan

Pulau Sumba memiliki posisi yang khas terkait dengan busur Sunda-Banda yang merepresentasikan sebuah potongan terisolasi dari kerak benua terhadap busur kepulauan vulkanik aktif (Sumbawa, Flores) dalam cekungan muka busur, terletak di bagian utara pada transisi antara Palung Jawa (bidang subduksi) dengan Timor Trough (bidang kolisi). Hal tersebut tidak menunjukkan efek kompresi kuat, berbeda dengan pulau-pulau sistem busur sebelah luar (Savu, Roti, Timor), sedangkan unit magmatik menjadi bagian yang substansial pada stratigrafi Kapur Akhir hingga Paleogen.

Secara batimetri, Sumba merupakan punggungan yang memisahkan cekungan muka busur Savu (kedalaman > 3000 m) di timur dan cekungan muka busur Lombok (kedalaman > 4000 m) di barat. Studi seismik refraksi menunjukkan (Barber et al., 1981) bahwa Sumba merupakan kerak benua dengan tebal 24 km (Chamalaun et al., 1981). Berdasrkan studi tektonik yang dilengkapi data paleomagnetik dan geokimia, beberapa ahli menganggap Sumba merupakan mikrokontinen atau fragmen kontinen (Hamilton, 1979; Chamalaun dan Sunata, 1982; Wensink, 1994, 1997; Vroon et al., 1996; Soeria-Atmadja et al., 1998).

Tiga model geodinamik untuk Sumba telah dikemukakan oleh Chamalaun et al. (1982) dan Wensink (1994) yaitu sebagai berikut: (1) Semula Sumba merupakan bagian dari Kontinen Australia yang telah terpisah ketika cekungan Wharton telah terbentuk, terapung dan bergerak ke arah utara kemudian terperangkap di belakang Palung Jawa bagian timur (Audley-Charles, 1975; Otofuji et al., 1981); (2) Sumba pernah menjadi bagian dari Paparan Sunda yang kemudian terapung dan bergerak ke arah selatan selama pembukaan Cekungan Flores (Hamilton, 1979; Von der Borch et al., 1983; Rangin et al., 1990); dan (3) Sumba merupakan salah satu mikrokontinen atau bagian dari kontinen yang lebih besar di dalam Tethys, yang kemudian terfragmentasi (Chamalaun dan Sunata, 1982).

Gas CBM pertama indonesia siap untuk diproduksi

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hadi Prasetyo mengatakan hari rabu, Virginia Indonesia Co. (VICO) yang mengoperasikan blok Sanga-Sanga, akan menyuplai CBM pembangkit listrik tenaga gas di Sangatta, Kalimantan TImur.

Pembangkit Listrik Sangatta dimiliki oleh PLN. Pembangunannya selesai akhir tahun 2012.
VICO, joint venture antara perusahaan besar Inggris dan Italia, BP dan ENI, akan menyuplai setengah juta Standar Kaki Kubik per Hari (mmscfd) CBM dari 15 sumur di blok Sanga-Sanga.
Pembangkit listrik tersebut mampu menghasilkan listrik antara 2-4 megawatts.


"Pembangkit listrik tenaga CBM akan menyediakan listrik bagi sekitar 4000 rumah tangga di wilayah sekitarnya." menurut Hadi saat rapat antara regulator dan eksekutif VICO Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sejarah Tektonik Sundaland

Sundaland merupakan istilah geologi untuk menyebut daerah di semenanjung asia tenggara meliputi semenanjung Malaka, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra, dan Pulau Jawa. Istilah sundaland ini juga dikenal sebagai sunda shelf (Paparan Sunda) (gambar 1).

Fisiografi Pulau Halmahera, Maluku Utara

Geologi daerah Pulau Halmahera dibagi menjadi dua mendala yaitu mendala geologi dan mendala fisiografi. Berdasarkan Peta Geologi lembar Ternate, Maluku Utara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, fisiografi Pulau Halmahera dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu Mendala Halmahera Timur, Halmahera barat, dan Busur Kepulauan Gunung Api Kuarter.

Jawa Timur Butuh Jurusan Kebumian Di Perguruan Tinggi

Propinsi Jawa Timur memiliki potensi kebumian yang cukup menarik . Potensi kebumian ini harusnya dapat lebih dikembangkan melalui  riset dan teknologi yang terbaru. Sayangnya keberadaan jurusan kebumian sangat langka di perguruan tinggi jawa timur.

Shale Gas Sebagai Energi Murah Masa Depan

Saat ini dunia semakin membutuhkan energi sebagai penggerak kehidupan.   Saat ini hampir semua kegitan manusia memerlukan energi sebagai penggerak. Sebagian besar saat ini energi yang digunakan berasal dari conventional energy. Conventional energy ini berasal dari energi fosil Minyak , Gas dan Batubara. Sebagian besar minyak dan gas tersimpan di dalam batuan yang dinakaman reservoir. reservoir ini biasanya berupa batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang besar salah satu contohnya yaitu batupasir dan batugamping. Seiring dengan berkurangnya penemuan minyak dan gas di batuan reservoir, ilmuan mencari alternatif lainya salah satunya yaitu shale gas. 

Pemanfaatan Energi Geothermal Secara Langsung

Energi Geotermal / Panas Bumi seingkali kita kethuai dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Pemanfaatan ini dikenal sebagai pemanfatan secara tidak langsung karena media panas ini digunakan untuk merubah air sebagai uap panas kemudian uap panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin generator listrik.

Ketahanan Energi

Ketika dunia semakin membutuhkan energi fosil (minyak , batubara dan , gas) harga energi ini semakin meningkat. Peningkatan ekonomi negara maju dan berkembang semakin membutuhkan energi yang banyak. Ketahanan terhadap energi ini sangat dibutuhkan negara - negara industri seperti amerika, eropa ,jepang dan korea

Struktur Batuan Sedimen

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN


Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi).

Melihat Potensi Sumberdaya Alam Geologi Malang Raya

Daerah Malang Raya dibagi atas 3 administratif daerah yaitu : Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Administratif Batu. Daerah Malang sudah lama dikenal sebagai penghasil berbagai perkebunan bagi belanda. Selain perkebunan dan pertanian daerah malang dikenal juga sebagai penghasil perternakan.Sebagian besar daerah malang ditutupi oleh endapan kuarter Gunung api Semeru Bromo dan Arjuna Welirang. Selain endapan kuarter gunung api daerah malang juga ditutupi endapan sedimen dan batuan vulkanik Tersier di bagian selatan dan dikenal dengan old andesit formation. Endapan Gunung api kuarter dan endapan vulkanik tersier ini mengakibatkan daerah malang terkenal subur. Sehingga cocok sebagai perkebunan dan persawahan.Selain sebagai perkebunan dan persawahan daerah Malang juga memiliki sumberdaya Geologi  antara lain :

Tekstur Batuan Sedimen

Tekstur Batuan Sedimen

Secara umum tekstur adalah aspek batuan yang dipengaruhi oleh ukuran,bentuk, dan keteraturan dari butirannya, sedangkan kemas asalah komponen tekstur yang merupakan hubungan ukuran dan bentuk dari butir .

Unsur - unsur tekstur batuan sedimen antara lain :

Besar Butir (Grain Size)

Skala Besar Butir (Wentworth)
Besar butir adalah unsur utama dari tekstur batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir yang sering dipakai dengan menggunakan skala Wentworth. Klasifikasi besar butir ini sangat penting karena dipakai sebagai salah satu penamaan batuan sedimen.

Geologi Struktur Daerah Jawa


     Geologi Struktur Daerah Jawa 

Perkembangan tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari pola-pola struktur geologi dari waktu ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki pola-pola yang teratur.

Stratigrafi Zona Rembang


2.2.3        Stratigrafi Zona Rembang

Pada Zona Rembang ini singkapan yang tersingkap sangat sedikit dan berdasarkan pada laporan yang dipublikasi tentang data bawah permukaan ( Kadar dkk., 1992 ; Kadar dan Sudijono , 1984 ; Nawawi dkk., 1996 ; Sharaf dkk., 2005 dalam Smyth dkk., 2005). Stratigrafi Zona Rembang ini terbagi menjadi 3 sistem (Gambar 6) yaitu:

Stratigrafi Zona Kendeng


 Stratigrafi Zona Kendeng

            Zona Kendeng terdiri dari lebih dari 8000 meter sedimen (de Genevraye dan Samuel , 1972 dalam Smyth dkk. (2005)). Pada bagian utara Zona Kendeng ini terdapat lipatan dan dorongan yang besar sehingga  terbentuk depresi. Pada zona ini jarang ditemukan adanya singkapan. Pada Zona Kendeng ini Stratigrafinya dibagi atas 3 (Gambar 1) (Smyth dkk., 2005) yaitu :

Pengendapan Sedimentasi Aluvial Fan

Bentuk Endapan aluvial fan
  
 Bentuknya menyerupai onggokan atau seperti kipas, terbentuk pada daerah lereng dari daerah pegunungan atau sepanjang patahan. Merupakan tipikal dari daerah yang agak kering dan sedikit vegetasi, sehingga jika terjadi banjir akan mengalami longsor atau menjadi aliran lumpur dan kemudian diendapkan pada kipas tersebut melalui kombinasi antara gravitasi dan kepekatannya.

              Litologi

Umumnya merupakan klastik kasar yang diwakili oleh konglomerat dan breksi serta jarang terdapat batupasir dan batulanau. Secara fisik dan kimiawi, endapannya masih belum dewasa. Mineraloginya masih mirip dengan batuan sumbernya. Kemungkinan berwarna merah.

              Geometri

Berbentuk onggokan atau berbentuk kipas. Dapat juga berbentuk lonjong karena terjadi pertemuan atau penumpukkan beberapa kipas tersebut. Dapat dikenali pada seismik dengan bentukan drape.

              Struktur Sedimen

Memiliki siklus menghalus keatas dan mengerosi lapisan bawahnya, mungkin saja muncul crossbedding. Umumnya struktur sedimen yang ada berupa chaotic.

              Arah Arus Purba

Pada beberapa lokasi akan ada beberapa variasi kemiringan lapisan yang akan memperlihatkan lereng purba (paleoslope) sepanjang bagian atas dari lapisan fan ini. Perbandingan kemiringan pada beberapa lokasi ini akan memperlihatkan pola yang cukup jelas.

              Fosil

Umumnya tidak terdapat fosil pada lingkungan ini, kecuali fragmen tumbuhan yang pada beberapa tempat akan terakumulasi cukup banyak. Meski demikian dapat ditemukan pula rombakan dari fosil yang lebih tua akibat dari debris.

              Respon dari electric log

Mineraloginya akan memberikan respon yang mirip dan susah dibedakan dari sumber sedimennya. Porositas umumnya rendah karena pemilahannya buruk.
 

Endapan aluvial fan di Death Valley, CA

 Gambar di atas merupakan endapan aluvial fan di Death Valley, CA-. Endapan ini mencerminkan topografi yang dangkal, di mana konglomerat tertimpa aliran piroklastik (warna putih).

 Referensi

  Principles of  Stratigraphy and Sedimentology.
 Koesoemadinata, R.P. 1985. Prinsip-Prinsip Sedimentasi. Bandung : ITB
 Walker. 1982. Facies Models.
 



Konsep Eksplorasi



Sebagai suatu industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumberdaya, serta mengandung resiko yang tinggi, maka industri pertambangan menjadi hal yang sangat unik dan membutuhkan usaha yang lebih untuk dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan menguntungkan. Banyaknya disiplin ilmu dan teknologi yang terlibat di dalam industri ini mulai dari geologi, eksplorasi, pertambangan, metalurgi, mekanik dan elektrik, lingkungan, ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial budaya, dan komunikasi, sehingga menjadikan industri ini cukup kompleks.

Karena yang menjadi dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri pertambangan adalah tingkat kepastian dari penyebaran endapan, geometri badan bijih (endapan), jumlah cadangan, serta kualitas, maka peranan ilmu eksplorasi menjadi hal yang sangat penting sebagai awal dari seluruh rangkaian perkerjaan dalam industri pertambangan.

Agar kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan efisien, maka dibutuhkan pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur. Untuk itu dibutuhkan pemahaman konsep eksplorasi yang tepat dan terarah oleh para pelaku kegiatan eksplorasi, khususnya yang meliputi disiplin ilmu geologi dan eksplorasi tambang.

Kalau kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi pelaku bisnis pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat dilaksanakan. Kegiatan eksplorasi dilakukan karena ada tujuan (goal) yang diharapkan oleh badan/pihak perencana eksplorasi tersebut.

Sebagai contoh :

q    Pada badan pemerintah, dengan tujuan pengembangan wilayah (daerah), maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk pendataan potensi sumberdaya bahan galian, sehingga kegiatan eksplorasi tersebut lebih bersifat inventarisasi sumberdaya mineral.

q    Pada perusahaan eksplorasi, dengan tujuan pengembangan potensi mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan data endapan tersebut selengkap-lengkapnya, sehingga data endapan yang dihasilkan mempunyai nilai yang dapat dianggunkan atau dijual kepada pihak lain (junior company).

q    Pada perusahaan pertambangan, dengan tujuan pengembangan dan penambangan mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan data endapan tersebut untuk mendapatkan nilai ekonominya sehingga layak untuk ditambang dan dipasarkan sebagai komoditi tambang.

Secara umum, dalam industri pertambangan kegiatan eksplorasi ditujukan sebagai berikut :

q    mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru,

q    mengendalikan (menambah) pengembalian investasi yang ditanam, sehingga pada suatu saat dapat memberikan keuntungan yang ekonomis (layak),

q    mengendalikan (penambahan/pengurangan) jumlah cadangan, dimana cadangan merupakan dasar dari aktivitas penambangan,

q    mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri,

q    diversifikasi sumberdaya alam,

q    mengontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat berkompetisi dalam persaingan pasar.

Dilihat dari pentingnya hal tersebut di atas, terdapat 5 (lima) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :

q    Pemahaman filosofi eksplorasi dan cebakan bahan galian

q    Pengetahuan (dasar ilmu dan teknologi) yang terkait dalam pekerjaan eksplorasi,

q    Pemahaman konsep dan metode eksplorasi,

q    Prinsip dasar dan penerapan metode (teknologi) eksplorasi,


q    Pengambilan keputusan pada setiap tahapan eksplorasi.