Stratigrafi Regional Lengan Utara Sulawesi
Stratigrafi
daerah penelitian termasuk dalam peta geologi lembar Tilamuta ,Sulawesi (Bachri , dkk., 1994). Urutan stratigrafi batuan dari yang tertua sampai
termuda yang dijumpai di daerah ini antara lain :
Gambar
Stratigrafi regional
daerah lengan utara sulawesi
1. Formasi Tinombo (Teot)
Formasi Tinombo ini merupakan formasi
batuan tertua yang ditemui di daerah ini dengan penyusun utama berupa batuan
sedimen dan sedikit batuan malihan lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava
basal, lava spilitan, lava andesit, dan breksi gunungapi. Batuan sedimen
terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau, batugamping merah,
dan batugamping abu – abu. Sebagian dari batuan ini mengalami pemalihan derajat
rendah. Formasi ini tak selaras dengan formasi diatasnya. Trail (1974)
mengungkapkan bahwa kemungkinan umur formasi ini adalah Eosen hingga Miosen
Awal. Sedangkan Ratman (1976) dan Sukamto (1975) menyebutkan bahwa Formasi
Tinombo berumur Mesozoikum Akhir hingga sekitar Oligosen. Penarikan umur pada
batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau Eosen awal. Tebal formasi
ini diperkirakan mencanpai ribuan meter. Berdasarkan komposisi batuan basal
spilitan dan himpunan batuan sedimennya terbentuk di lingkungan laut dalam
2. Formasi Dolokapa (Tmd)
Formasi Dolokapa ini tersusun atas
batuan sedimen dengan selingan batuan gunungapi. Batuan sedimennya terdiri dari
batupasir wacke, batulanau, batulumpur, dan konglomerat. Batuan gunungapinya
terdiri dari tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi dan lava dengan susunan andesitan
sampai basalan. Umur formasi ini terdapat beberapa pendapat yang berbeda. Marks
(1957) membandingkan umur formasi ini dengan Formasi Tinombo yang dianggapnya
berumur Kapur hingga Eosen. Sedangkan Trail (1974) menyebutkan bahwa kepingan
batugamping di dalam formasi ini berumur Miosen Awal. Sedangkan pada batulanau
formasi ini dijumpai fosil antara lain : Orbulina
suturalis Broniman, Globigerinoides
immaturus Le Roy, Globootalia menardii,
Brazilina sp., dan Anomalia sp. Fosil
ini menunjukkan umur tidak lebih tua dari Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan
adalah inner sublitoral.
3. Formasi Randangan (Tmr)
Formasi Randangan ini terdiri dari
konglomerat, batupasir wacke, batulanau, dan batulumpur, kandungan fosil yang
terdapat di dalam lapisan formasi ini menunjukkan umur Miosen Tengah hingga
Miosen Akhir. Menurut trail (1974) , kepingan batugamping di dalam konglomerat
mengandung fosil berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir, dengan lingkungan pengendapan
laut dangkal. Formasi ini menindih takselaras dengan Formasi Tinombo. Sedangkan
hubungan dengan Formasi Dolokapa tidak diketahui.
4. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)
Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari
breksi gunungapi, tuf dan lava bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi
ini umumnya berwarna abu – abu hingga abu – abu tua. Breksi gunungapinya
tersusun oleh kepingan andesit, dasit, dan basal. Tuf umumnya bersifat dasitan
dan agak kompak. Lava bersifat andesitan sampai basal, bertekstur hipokristalin
sampai holokristalin, berbutir halus dan masif. Batuan Gunungapi Bilunggala
sulit dibedakan dengan batuan gunungapi Formasi Dolokapa dikarenakan adanya
persamaan susunan batuan. Diperkirakan formasi ini tumbuh bersama dengan
Formasi Dolokapa dan berhubungan menjemari. Umur formasi ini diperkirakan
berumur Miosen Tengah higga awal Miosen Akhir.
5. Batuan Gunungapi Pani (Tppv)
Batuan Gunungapi Pani terdiri dari
dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava andesit merupakan penyusun utama di
formasi ini. Berstruktur masif, warna abu – abu , bertekstur porfiritik, dengan
fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa. Sedang lava andesit berwarna abu –
abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif. Tuf berwarna abu abu muda ,
bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna abu – abu dengan komponen
andesit dan basal.
Batuan ini menindih tak selaras Formasi
Randangan. Jadi , umur Batuan Gunungapi Pani diperkirakan berumur Pliosen Awal.
6. Breksi Wobudu (Tpwv)
Breksi wobudu terdiri dari : breksi
gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava andesitan dan basalan. Breksi
gunungapi berwarna abu – abu, tersusun oleh kepingan batuan andesit dan basal
yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning dan
kuning kecoklatan , berbutir halus hingga berukuran kerikil, membulat tanggung,
kemas terbuka, terkekarkan, umumnya lunak dan berlapis. Sedangkan lava umumnya
berwarna abu – abu hingga abu – abu tua, masif, bertekstur porfiri – afanitik dan bersusunan andesit
hingga basal. Posisi stratigrafi menindih takselaras Formasi Dolokapa. Maka
umur Breksi Wobudu diperkirakan Pliosen Awal.
7. Formasi Lokodidi (TQls)
Formasi Lokodidi ini terdiri dari
perselingan konglomerat, batupasir, batuasir konglomeratan, batupasir tufan,
tuf pasiran, batulempung, dan serpih hitam. Konglomerat berwarna coklat,
tersusun oleh kepingan batugamping, andesit, dan kursa susu yang berukuran
kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan masadasar tuf, terpilah
buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu hingga coklat kemerahan,
berbutir halus hingga sedang emumnya kompak, merupakan sisipan di antara serpih
dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf berwarna putih hingga abu – abu muda ,
berbutir sedang dan agak kompak. Sedang serpih berwarna hitam , umumnya kurang
kompak, gampingan. Formasi ini menindih selaras Breksi Wobudu yang berumur
Pliosen Awal sehingga diduga berumur Pliosen Akhir hingga Pliotesn Awal.
8. Batuan Gunungapi Pinogu
Batuan ini terdiri dari perselingan
aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat berwarna abu – abu tersusun oleh kepingan
andesit dengan ukuran berkisar antara 2 sampai 6 cm, berwarna abu –abu,
menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah buruk, dan agak kompak.
Tuf berwarna coklat muda hingga putih
kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar dengan susunan andesit sampai dasit.
Lava berwarna abu – abu tua, tersusun atas andesit sampai basal. Satuan ini
diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga umurnya diperkirakan Pliosen Akhir.
Batuan
Terobosan (Intrusi)
9. Batuan Gabro (Teog)
Gabro dan mikrogabro berwarna abu – abu
tua, holokristalin, masif, terperidotkan dan terkloritkan, mengandung
hornblenda. Diabas berwarna abu – abu , berbutir sedang, berstruktur diabasik.
Satuan batuan ini diterobos oleh Diorit Bumbulun dan Diorit Boliohuto. Diduga
Gabro ini terbentuk bersamaan dengan batuan gunungapi yang terdapat dalam
Formasi Tinombo sehingga diperkirakan berumur Eosen hingga Oligosen
10. Diorit Bone (Tmb)
Diorit, diorit kuarsa, granodiorit,
adamelit. Satuan ini terdiri dari diorit masif berukuran sedang sampai kasar
dengan tekstur hipidiomorfik sampai faneroporfiritik dengan hablur sulung
piroksen dan feldspar yang mencapai ukuran 0.5 cm. Diorit Bone yang berbutir
halus mempunyai susunan mineral yang mirip batuan andesitan dari batuan
gunungapi Bilunggala. Berdasarkan hal tersebut
, diorit Bone diduga sebagai mamgma induk dari batuan gunungapi
Bilunggala yang berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir (Trail, 1974).
11. Diorit Boliohuto (Tmbo)
Satuan ini terdiri dari batuan diorit
sampai granodiorit yang mengandung kuarsa 20% dengan kandungan feldspar, dan
biotit cukup menonjol. Beberapa tempat dijumpai xenolit bersusunan basa.
Kemungkinan satuan ini menerobos batuan basa di bawah permukaan. Batuan ini
menerobos Formasi Dolokapa. Satuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah
hingga Miosen Akhir.
12. Granodiorit Bumbulan (Tpb)
Satuan ini terdiri dari granodiorit,
granit, dasit, dan monzonit kuarsa. Granodiorit berwarna abu – abu , masif,
berbutir sedang, mengandung biotit dan piroksen. Granit berwarna abu – abu muda
hingga abu – abu berbutir sedang sedikit mengandung mineral mafik jenis biotit,
dan umumunya terkekarkan. Sedang dasit berwarna abu – abu muda berbutir halus
dengan mineral kuarsa dan feldspar. Monzonit kuarsa berwarna abu – abu , masif,
berbutir menengah , dengan penyusun utama berupa kuarsa , plagioklas, dan
feldspar alkali. Menurut Sukamto (1973 ) batuan ini berumur Pliosen.
Referensi
Bachri,
S., Sukido, Ratman, N., 1994, Geologi
Lembar Tilamuta, Sulawesi, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Hamilton, W., 1980, Tectonics of the Indonesian
Region, US Geological Survey,
Professional Paper 1078.
bisa sertakan dengan struktur geologi yang berkembang didaerah penelitian juga gak mas, sekalian sama peta geologinya
ReplyDelete