Dibalik
indah dan menariknya Pantai Prigi, Trenggalek ternyata menyimpan potensi
sumberdaya alam yang besar. Potensi ini berupa logam emas dan tembaga yang
tersebar di sekitar lokasi Pantai Prigi , Trenggalek. Diantara terjalnya perbukitan
dan indahnya Pantai Prigi disinilah letak potensi logam tersebut. Pada sekitar
tahun 2009 hingga 2014 bahkan perusahaan Australia mengajukan ijin usaha
pertambangan ke pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk melakukan kegiatan
eksplorasi di sekitar Pantai Prigi. Hal ini karena potensi logam emas dan
tembaga ini sangat besar dan tersebar dari ujung barat pulau jawa hingga pulau
Sumbawa di Nusa Tenggara. Jalur ini disebut dengan jalur mineralisasi logam
emas dan tembaga. Mulai dari Cibaliung di Banten,Pongkor di Bogor, Ciemas di
Sukabumi, hingga penemuan tambang emas yang terbaru Tumpang Pitu di Banyuwangi
sampai Batu Hijau dan Elang di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Potensi emas
yang tersebar di Pantai Selatan inilah yang menjadi incaran perusahaan asing di
Indonesia.
Gambar 1. Jalur mineralisasi logam emas dan tembaga
sepanjang pantai selatan pulau jawa sampai nusa tenggara.
Perusahaan
yang melakukan eksplorasi di daerah Pantai Prigi ini bernama Arc Exploration.
Perusahaan asal Australia ini melakukan beberapa kegiatan antara lain
pengambilan sampel batuan dan melakukan pengeboran di sekitar perbukitan Pantai
Prigi.Perusahaan ini memiliki 95% kepemilikan ijin eksplorasi emas di sekitar
Pantai Prigi. Sedangkan sisanya dimiliki oleh perusahaan Indonesia bernama PT.
Sumber Mineral Nusantara.
Lokasi Eksplorasi
Gambar
2. Lokasi Ijin Usaha Pertambangan
yang berada di 5 kecamatan , di kabupaten Trenggalek.
Lokasi eksplorasi emas ini berada di Kabupaten
Trenggalek, Provinsi Jawa Timur tepatnya berada di delapan kecamatan di wilayah
Trenggalek antara lain Kecamatan Tugu, Karangan, Pule, Dongko, Kampak,
Gandusari,Munjungan, dan Watulimo. Lokasi ini di berada di Utara dari Pantai
Prigi , Trenggalek. Luas ijin usaha ini sebesar kurang lebih 30.000 ha / 300
km2. Lokasi ini sekitar 180 km ke arah barat dari penemuan tambang emas tumpang
pitu/ tujuh bukit , Banyuwangi.
Gambar 3. Potensi endapan logam di sepanjang pantai
selatan jawa timur, Trenggalek berada sekitar 180 km dari tambang emas Tujuh
Bukit, Banyuwangi (Rohrlach, 2011).
Sejarah eksplorasi emas di pantai selatan jawa ini sudah
lama diketahui sejak zaman belanda hingga saat ini. Pada zaman pendududukan
Jepang hingga perang dunia ke dua , beberapa tambang emas diusahakan di barat
daerah eksporasi terutama perbukitan selatan di sekitar Kabupaten Pacitan.
Beberapa cebakan diduga ada di pantai selatan Pacitan ini terutama tipe cebakan
epitermal dan beberapa tipe deposit skarn – base metal. Sedangkan eksplorasi di
daerah Pantai Prigi, Trenggalek dimulai sekitar tahun 1990-an. Beberapa
perusahaan mengidentifikasi adanya potensi cebakan mineral emas tipe urat /
epithermal di daerah Pantai Prigi.
Geologi
Regional
Gambar
4. Peta Geologi Tulungagung dan daerah IUP di daerah Trenggalek (Samodra, dkk., 1992).
Secara geologi regional daerah Trenggalek berada di
pegunungan selatan jawa yang dibatasi oleh endapan kuarter gunung api jawa di
utara dan endapan cekungan muka busur (fore
arc basin) di selatan. Pegunungan selatan ini terdiri dari endapan vulkanik
berumur miosen yang telah terangkat dan tererosi. Secara umum geologi daerah
ini dideskripsikan oleh Samodra dkk. (1992). Geologi daerah ini secara umum
didominasi dua litologi yang saling menjari yaitu Formasi Mandalika dan Formasi
Arjosari. Formasi ini terdiri dari lava andesit, vulkanik breksi, aliran breksi
lahar, dan berupa batuan sedimen. Kemudian di atasnya secara stratigrafi
diendapkan batuan gamping dan batuan vulkanik yang terdiri dari batupasir, tuf,
batulempung dan batulanau. Tuf ini berselang – seling dengan batugamping dan
sebagian terubah menjadi ubahan silifikasi di daerah seperti dalangturu, suruh,
dan Jati prospek. Intrusi andesit berupa sill dan dyke memotong batuan
ini.beberapa intrusi berdiameter 1-3 km dengan bentuk silinder. Beberapa
intrusi ditandakan dengan bukit berketinggian 100 meter. Beberapa bagian
intrusi menunjukkan struktur columnar joint. Sebagian intrusi terubahkan dengan
derajat rendah, sebagian terdapat mineral ubahan kalsit, kuarsa dan urat
zeolit. Diperkirakan intursi ini merupakan
batuan pembawa mineralisasi (host
rock) di daerah ini. Beberapa tempat di daerah ini juga ditemukan adanya
pertambangan kaolin , manifestasi dari mineral alterasi di Jati prospek.
Sedangkan tiga tempat ditemukan pertambangan feldspar di sekitar intrusi
rhyodacite sekitar 2 km dari Gregah prospek.
Secara umur pembentukan mineralisasi logam
diperkirakan berumur dari oligosen hingga miosen. Intrusi pembawa mineral
antara lain berupa intrusi andesit, diorit, dan dasit. Sedangkan batuan yang
diterobos merupakan batuan vulkanik yang merupakan bagian dari Formasi
Mandalika dan Formasi Arjosari. Hubungan Stratigrafi ini dapat dilihat dari
penampang geologi dibawah ini (gambar 5).
Gambar
5. Penampang geologi daerah trenggalek ( Samodra, dkk., 1992)
Struktur geologi daerah didominasi dengan arah NE-SW
dan NW-SE. struktur yang ditemui sebagai besar berupa struktur sesar geser
kanan dengan arah NE – SW, dan struktur seser geser mengiri dengan arah NW –
SE. Selain struktur sesar geser juga dijumpai sesar naik dengan arah timur –
barat. Struktur sesar ini memotong batuan yang berumur tersier. Sedangkan pada
endapan kuarter, sesar ini tidak nampak dan tertimbun oleh batuan di atasanya.
Oleh karena itu diperkirakan umur pembentukan sesar ini berumur lebih muda dari
tersier dan lebih tua dari umur kuarter.
Prospek
potensi logam
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
Arc Exploration ditemukan daerah yang memiliki potensi logam ini. Beberapa
daerah ini dinamakan sebagai prospek yang akan lebih ditinjau lebih jauh.
Prospek – prospek ini antara lain : Kojan, Dalangturu, Jati, Suruh, Timahan,
Gregah dan Jombok di bagian utara. Sedangkan Jerambah, Singgahan, Sentul, dan
Buloroto di bagian selatan IUP (gambar 6).
Gambar 6. Prospek potensi logam di IUP
Prospek Sentul , Kojan , Dalangturu, Jati dan Suruh
dicirikan dengan dengan urat kuarasa yang membawa logam emas. Urat ini
memanjang dengan arah NE – SW dan NW - SE, searah dengan struktur utama di
daerah ini. Sebagian tempat urat ini memanjang hingga beberapa kilometer seperti
di Sentul prospek dan Kojan Prospek. Urat kuarsa ini ditandai dengan tekstrut
banded, massive, dan breksi hidrotermal. Urat kuarsa ini tebalnya kurang dari 1
meter di bagian utara, sedangkan di bagian selatan ditemukan hingga mencapai
tebal lebih dari 10 meter (gambar 7). Zona silisifikasi ditemukan di bagian timur laut IUP
seperti Dalangturu, Suruh dan Gregah prospek. Silisifikasi breksi hidrotermal
ditemukan menyebar di Dalangturu prospek sedangkan di bongkah batuan silica
sinter ditemukan di daerah Suruh prospek.ubahan hidrotermal yang ditemukan
antara lain silisifikasi, argilik, dan propilitik tersebar di semua prospek.
Gambar 7. Pengambilan contoh batuan di sungai prospek Kojan
Beberapa prospek telah diteliti dan menghasilkan
potensi emas yang cukup baik. Hasil ini antara lain berupa 9 m batuan bor di
prospek sentul menghasilkan 4.5 g/t Au dan 8 g/t Ag , prospek Buloroto
menghasilkan 3.2 g/t Au & 60 g/t Ag sepanjang 13,2 m dan 4.9 g/t Au & 149 g/t Ag di Prospek Kojan
sepanjang 6.6 m. Selain prospek di atas yang diidentifikasi sebagai tipe high
sulfida , beberapa prospek juga diteliti untuk mengetahui potensi endapan
porfiri seperti di Tumpang Pitu , Banyuwangi.
Prospek
Suruh
Prospek Suruh merupakan salah satu prospek yang
berada di bagian utara IUP penelitian.
Prospek suruh ini ditandai dengan silika, jasperoid, dan breksi
hidrotermal. Dari penelitian dilakukan uji parit sebanyak 13. Area ini seluas
400 x 200 m dan ditandai dengan silika sinter, breksi hidrotermal, dan
stokcwork kuarsa. Hasil uji parit menghasilkan data berikut ini.
Hasil uji parit di atas yang menunjukkan anomaly
arsenic, antimony, merkuri dan breksi yang berada di prospek ini
diintrepretasikan merupakan bagian permukaan dari sistem epitermal yang telah
tererosi. Sedangkan dari data pemboran di Prospek Kojan 4km dari Prospek Suruh
mendapatkan 11,3 g/t Au, dan 293 g/t Ag sepanjang 1,6 m serta sepanjang 6.6 m
4.9 g/t Au dan 149 g/t Ag
yang merupakan dari urat kuarsa. Maka analogi yang paling baik potensi dari
Prospek Suruh ini seperti tambang emas Toka Tindung di Sulawesi Utara dengan
dicirikan adanya breksi hidrotermal dan silika sinter yang berada di sekitar
urat kuarsa pembawa mineral
Prospek
Sumber Bening
Pada awal eksplorasi tipe mineralisasi yang
diidentifikasi berupa epitermal high sulfide berupa urat dan breksi
hidrotermal. Pada saat ini prospek Sumberbening dilakukan penyelidikan lebih
lanjut untuk menemukan potensi tipe porfiri seperti di daerah Tumpang Pitu ,
Banyuwangi (gambar 8). Prospek ini berada di bagian barat eksplorasi. Arah struktur
didominasi dengan arah N – NE. Struktur ini
memotong bentuk melingkar dengan panjang 4 km. Prospek ini ditemukan
adanya vuggy quartz dengan
dikelilingi alterasi lempung dan silika. Mineral alterasi ini antara lain
quartz, kaolinit, dickite, pyrophyllite, alunite, illite, muscovite, dan
disseminated pyrite. Sistem alterasi muncul seluas 2 km2 ditandai
dengan litocap high sulfida sistem.
Gambar 8. Contoh tipe endapan logam emas berupa porfiri yang berkaitan dengan high sulfida
Kemungkinan tipe mineral porfiri (quartz –
feldspar porfiri) berada di bawah mineralisasi high sulfida. Selain itu
berdasarkan anomali geokimia tanah dan batu menemukan anomaly emas dan elemen
lainnya ( Cu, Mo, dan Bismuth). Hasil unsur Au 0,14 gr/ton, Cu 227 ppm, Mo 37
ppm, dan bismuth 1410 ppm. Anomali
ini berasosiasi dengan zona vuggy silica, breksi silisifikasi, dan stockwork
quartz limonite yang memotong batuan intrusi andesit serta batuan sekitarnya.
Alterasi penutup, anomaly geokimia dan alterasi yang berhubungan dengan intrusi
mengidikasikan tipe endapan mineral seperti model di Tumpang Pitu , Banyuwangi,
Jawa Timur.
Gambar 9. Kegiatan survei IpP di Prospek Sumberbening |
Prospek
Jerambah
Gambar 10. Hasil airbone magnetik
Prospek Jerambah berada di bagian
selatan IUP daerah penelitian. Prospek ini sekitar 2 km dari Prospek Buloroto.
Hasil pemboran yang dilakukan mendapatkan hasil berupa batuan sepanjang 24.5 m
mengandung tembaga (Cu) 0.21% dan emas (Au) 0.51 gr/t. Hasil ini diperkirakan
merupakan bagian dari sistem epithermal di prospek Buloroto. Sedangkan Prospek
Jerambah diperkirakan berupa porfiri yang didapatkan dari interpretasi data
survey airbone magnetic (gambar 10). Selain itu
dari data geofisika terlihat ada kelurusan struktur yang berhubungan dengan
zona alterasi dan berada di pusat intrusi dan berhubungan dengan intrusi stock.
Berdasarkan di lapangan terlihat ada zona ektensif seluas 1.5 km x 2 km yang
berkaitan dengan intrusi diorite. Hasil pencotohan di permukaan mengindikasikan
berupa tipe high sulfide yang merupakan litocap dari tipe porfiri. Hasil
laboratorium menghasilkan unsur Cu 562 ppm dan Mo
37 ppm.
Gambar 11. Hasil batuan pemboran di Propek Jerambah
Pemboran
percobaan telah dilakukan di prospek ini dan menghasilkan berikut ini. Batuan
hasil pemboran ini antara lain memotong batuan vulkanik, batugamping, dan
beberapa batuan intrusi antara lain diorite, tonalit, dan andesit (gambar 11). Batuan
breksi diperkirakan merupakan bentukan pipa seperti di sistem porfiri.
Sedangkan mineral alterasi mengindikasikan bahwah temperature pembentukan
sangat tinggi ditandai dengan mineral epidot, garnet, magnetit, dan biotit
sekunder. Hasil assay pada pemboran menghasilkan 2 m 0.1% Cu, 0.05 g/t Au, 12
g/t Ag, 12 g/t Mo.
Prospek Singgahan
Gambar 12. Hasil analisa geokimia tanah
Prospek
Singgahan berada sekitar 3 km kea rah timur dari Prospek Buloroto. Potensi
Prospek Singgahan berdasarkan data dari anomaly
geokimia dan data dari airbone magnetic.
Hasil ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan survey geokimia tanah. Hasil
dari geokimia tanah menghasilkan anomaly dengan lebar 500 m dan panjang 1000m (gambar 12).
anomaly ini berada di atas zona alterasi silika-lempung-pirit dan berada di
intrusi diorite dan andesit. Anomali paling tinggi sebesar 20 ppb Au, 90 ppb Cu
, dan 4 ppm Mo. Dari uji parit diidentifikasi anomaly ini merupakan hasil dari
pelapukan batuan yang mengandung urat kuarsa dengan tipe stockwork dan mengandung mineral magnetit, calcopirit dan pirit
yang merupakan tipe mineralisasi porfiri
Potensi
di luar IUP
Potensi
di luar daerah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Sumber Mineral
Nusantara sangat tinggi terutama di bagian selatan (gambar 13). Potensi ini merupakan
potensi yang sangat besar karena pusat dari pembawa mineralisasi berada di
daerah ini. Potensi ini sangat dekat dengan Teluk Prigi. Beberapa potensi yang
dapat dilakukan penelitian potensi logam antara lain berada di Gunung
Tumpaksemi, Gunung Kumbokarno, Gunung Walu, Gunung Kukusan, Gunung
Tumpakrengit, Gunung Mengongampar, Gunung Jong, Gunung Tumpakrakel, Gunung
Suwu, Gunung Sikambe dan Gunung Selokanjal Kabupaten Trenggalek. Daerah ini merupakan daerah yang
belum diambil alih oleh perusahaan – perusahan asing. Sehingga diharapkan
potensi logam emas ini dapat dikelola dan diteliti oleh para putra daerah.
Perlu ikut serta pemerintah daerah dalam memberikan kesempatan kepada putra
daerah Trenggalek untuk mengolah potensi daerah ini agar jangan hanya
perusahaan asing saja yang dapat menanamkkan usaha di daerah ini. Selain itu
beberapa daerah merupakan masuk wilayah hutan lindung sehingga diperlukan
peraturan pemerindah daerah agar eksplorasi dan eksploitasi dari potensi
mineral ini tidak merusak lingkungan dan mengakibatkan bencana di masyarakat.
Gambar 13. Potensi lain di luar IUP PT. SMN
Perlu kehati- hatian dalam
melakukan eksploitasi di sekitar teluk Prigi, karena selain sebagai daerah
wisata, daerah ini merupakan tempat penangkapan hasil laut. Sehingga harta
terpendam di teluk prigi bukan hanya
dapat mensejahterakan pengusaha pertambangan tetapi juga dapat dirasakan warga
sekitar sebagai pemilik sesungguhnya sehingga warga Trenggalek dapat sejahtera.
salam kenal yg empunya blog makasih bageeet atas info nya BTW salam kenal
ReplyDeletesemoga barmanfaat buat artikelnya,,,,
ReplyDeleteMakasih infonya agan
DeleteSelamat malam.
ReplyDeleteSaya dari geologi di salah satu universitas Yogyakarta. Artikelya sangat bermanfaat mas. Tapi apakah saya boleh meminta judul referensi dan sumber publikasi peta yang digunakan? Saya membutuhkannya untuk daftar pustaka tugas akhir saya. Terima kasih banyak
Trenggalekku di tambang yaa...
ReplyDeleteAlamku jadi gimana nanti...
Boleh minta referensi jurnal atau artikelnya? Menarik sekali, selain potensi tambang mungkin juga dapat digunaknan sebagai wisata edukasi untuk geologi seperti di karangsambung karena prosesnya yang lumayan kompleks..
ReplyDeletePenambang lokal banyak kenapa diberikan ke asing...bukankah tanah itu milik nenek moyang wong trenggalek...
ReplyDeleteDi manfatkan masyarakat lebih baik untuk meningkatkan kesejahterakan
ReplyDelete