Gambar 1. Lokasi Cekungan Jawa Barat Utara |
Pada Cekungan Jawa Barat Utara terdapat dua sub cekungan utama, yaitu Cekungan Ardjuna dan Cekungan Sunda. Selain itu juga terdapat sub-sub cekungan lain, diantaranya Cekungan Ciputat, Pasir Putih, Vera, Billiton dan Jatibarang dengan tinggian-tinggian Tangerang, Rengasdengklok, Pamanukan dan Arjawinangun di antara sub-sub cekungan tersebut (Asril Sjahbuddin, 1985).
Tektonik
Lempeng Sunda di sebelah timur dibatasi oleh kerak samudra, sebelah barat oleh kerak benua, sebelah selatan oleh kerak benua dan samudra berumur Kapur yang timbul selama umur Tersier (Pulunggono, 1985; Ponto dkk, 1988). Sejak awal Tersier, lempeng ini menunjam ke selatan dan mereda pada Oligosen (Ponto dkk, 1988).Sistem subduksi yang terjadi sekarang di lepas pantai selatan Jawa bermula sejak akhir Oligosen (Hamilton, 1979). Tektonik ini dihasilkan oleh pergerakan lempeng Indo-Australia ke arah Utara dan pada Eosen-Oligosen membentuk struktur half-graben di sepanjang tepi selatan Lempeng Sunda (sekarang Sumatra dan Jawa) (Hall, 1997a, b; Longley, 1997; Sudarmono dkk, 1997). Pada awalnya kompleks half-graben ini berarah N45°E, bergerak semakin ke timur dengan arah N60°E, dan pada akhir Oligosen berarah N90°E (barat-timur) dan dipisahkan oleh zona sesar.
Struktur yang terbentuk di daratan Jawa akibat subduksi dari barat ke timur yaitu Tinggian Tangerang, Cekungan Ciputat, Tinggian Rengasdengklok, Cekungan Pasir Putih, Tinggian Pamanukan-Kandanghaur, Jatibarang Basin, and the Cirebon Trough (Reminton and Pranyoto, 1985; Adnan dkk, 1991). Struktur yang terbentuk di lepas pantai antara lain Cekungan Sunda and Cekungan Asri, Seribu Platform, Cekungan Ardjuna, Tinggian F , Cekungan Vera, Cekungan Jatibarang, Cekungan Billiton, Busur Karimunjawa, dan Bawean Trough (Ponto dkk, 1988; Adnan dkk, 1991).
Pengendapan
Tipe pengendapan pada half-graben ini dimulai dari pengisian bahan klastik yang berasal dari punggungan half-graben ini, dimana terkadang half-graben ini diisi oleh danau air tawar (Bishop, 1988; Wicaksono and others, 1992). Sedimen yang tererosi dari pengangkatan lempeng Sunda mengisi cekungan ini dari utara. Ketika pengisian ini masih berlanjut, cekungan ini berkembang semakin besar dan pengisian berubah menjadi fase late-rift dan fase post-rift. Klastik yang berasal dari endapan pantai dan endapan delta dari daratan sunda mengelilingi dan mengisi cekungan lakustrin half-graben ini (Ponto dkk, 1988; Sudarmono dkk, 1997).Pada akhir Oligosen, terjadi kenaikan muka air laut. Ini menyebabkan endapan laut dan endapan delta terakumulasi (Ponto dkk, 1988). Pada Cekungan Ardjuna dan Cekungan Jatibarang, berkembang endapan batubara yang tebal (Gordon, 1985; Ponto dkk, 1988). Fasies laut dangkal juga terjadi di Cekungan Vera yang awalnya terpisah dengan Cekungan Ardjuna.
Pada awal Miosen, terjadi kenaikan muka air laut di Cekungan Jawa Barat Utara, ini menyebabkan terendapkannya terumbu sehingga batuan karbonat mengisi cekungan ini. Terjadi juga pemekaran laut yang menyebabkan terendapnya serpih marin yang diduga berfungsi sebagai seal pada perangkap hidrokarbon.
Pada Miosen tengah, terjadi penurunan muka air laut yang menyebabkan terendapkannya endapan klastik laut dangkal, endapan pantai dan delta, endapan darat yang bergantian dengan perkembangan fase karbonat (Pertamina, 1996).
Pada akhir Miosen terjadi penurunan muka air laut kembali, menyebabkan berkembangnya endapan karbonat dan terendapkannya sedimen laut (Pertamina, 1996).
Selama Pleistosen, Lempeng Sunda sesekali muncul, dan serpih, klastik fluvial dan vulkanik terendapkan (Pertamina, 1996).
Kolom stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara |
No comments:
Post a Comment