Pengertian
§ Skarn adalah sebuah
terminology pada dunia pertambangan untuk mengidentifikasikan suatu lapisan seperti
seam yang berwarna gelap (kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan)
oleh fluida pembawa bijih.
§ Endapan skarn juga dikenal
dengan beberapa terminology lain, yaitu : hydrothermal metamorphic, igneous
metamorphic, dan contact metamorphic.
§ Umumnya terbentuk (namun tidak
selalu) pada kontak antara intrusi plutonik dengan batuan induk (country rock)
karbonat.
§ Temperatur pembentukan endapan
skarn ini berkisar sekitar 650-440 °C.
§ Beberapa mineral bijih (oksida
ataupun sulfide) dan fluorite biasanya muncul (terbentuk) pada lingkungan skarn
ini.
§ Umumnya dijumpai fluorite
(CaF2) mendukung pendapat bahwa silika dan beberapa logam bereaksi dengan
batuan gamping.
Mineralisasi
§ Mineral-mineral penting yang
terbentuk (terdapat) pada skarn antara lain: andradite (Ca3Fe2Si3O12)-garnet, hedenbergite
(CaFeSi2O6)-diopside (CaMgSi2O6), iron-rich hornblende, dan actionalite
(Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2)-tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2).
§ Pada umumnya mineral-mineral
di atas merupakan mineral-mineral yang umum terbentuk pada lingkungan
metamorfik.
Klasifikasi endapan skarn
Skarn dapat dikelompokkan
sesuai dengan batuan yang digantikannya.
Ada 2 (dua) terminologi
pembagian utama, yaitu : EXOSKARN dan ENDOSKARN.
- Exoskarn : digunakan jika replacement yang terjadi
pada batuan karbonat metasedimen (umumnya berupa marble).
- Endoskarn : digunakan jika replacement terhadap
batuan intrusi.
Beberapa ahli
mengembangkannya untuk jenis batuan lain, termasuk shales, vulkanik, dll. Tetapi
kebanyakan endapan-endapan skarn yang ada di dunia terdapat dalam “calcic
exoskarns”.
Genesa endapan skarn
Singkatnya:
Stage 1: Metamorfisme (proses isokimia) à intrusi à kontak dengan batuan samping (batugamping)à reksristalisasi à batuan jadi lebih brittle à media rekahan à infiltrasi fluida.
Stage 2: Metasomatisme à infiltrasi fluida tahap 1 à endapan skarn à pluton mulai mendingin à pengendapan mineral bijih (mineral
anhydrous) à pengendapan mineral oksida
(magnetit, kasiterit) à pengendapan mineral sulfida
Stage 3: Retrograde alteration à pelarutan kalsium à pembentukan epidot (low-iron), klorit, aktinolit, dll. à penurunan temperatur à pembentukan mineral sulfida à larutan sisa kontak dengan marbelà netralisasi larutan hidrothermal à pembentukan mineral bijih berkadar sulfida
tinggi.
Tahapan 1 dan 2 dalam pembentukan endapan skarn |
Tahapan 3 dalam pembentukan endapan skarn |
Penjelasan selengapnya:
Initial isochemical metamorphism (stage 1)
§ Tahapan
ini mengakibatkan rekristalisasi dari batuan samping akibat adanya intrusi.
Batugamping à
marbel; shale à hornfles; serta Batupasir à kwarsit
§ Reaksi-reaksi
terbentuknya skarn dapat terjadi di sepanjang kontak batuan.
§ Secara
prinsip, proses-proses ini membentuk adanya isokimia metamorfisme akibat dari
difusi unsur-unsur akibat pergerakan fluida, dan merupakan bagian dari
pergerakan air metamorfik.
§ Batuan
akan menjadi lebih brittle dan menjadi media yang lebih baik untuk infiltrasi
fluida-fluida pada tahapan selanjutnya (stage 2).
Multiple stages of metasomatism (stage 2)
§ Adanya
infiltrasi antara fluida hidrothermal-metamorfik mengakibatkan terubahnya yang
sebelumnya sudah terbentuk pada tahapan pertama menjadi skarn.
§ Proses
ini terjadi pada temperatur 800-400 °C,
mineral bijih akan mulai terendapkan pada saat pluton mulai mengalami pendinginan.
§ Mineral-mineral
yang terbentuk pada tahapan ini relatif bersifat anhydrous.
§ Pengendapan
mineral-mineral oksida (magnetite dan kasiterit) dan disusul oleh sulfida-sulfida
mulai terbentuk pada tahapan akhir di stage ini.
Retrograde alteration (stage 3)
§ Tahapan
ini merupakan retrograde (perusakan) yang diikuti oleh pendinginan pluton dan
menyebabkan terjadinya alterasi hydrous akibat infiltrasi air meteorik.
§ Kalsium
akan terlindikan (leached) dan menghasilkan mineral-mineral seperti epidot
(low-iron), klorit, aktinolit, dll.
§ Penurunan
temperatur akan menyebabkan terbentuknya mineral-mineral sulfida.
§ Kontak
reaksi dengan marbel akan mengakibatnya netralisasi larutan hidrothermal,
sehingga mengakibatkan terbentuk bijih sulfida dengan kadar yang tinggi.
§ Proses
retrograde yng akan menghasilkan alterasi ini akan lebih intensif berlangsung
pada kedalaman yang dangkal.
No comments:
Post a Comment