Kolom stratigrafi cekungan Ombilin kali
pertama diusulkan oleh Musper (1924), Musper mendefinisikan menjadi tiga
formasi :
(1). Grup Napal; Miosen Bawah awal sampai Miosen
Atas akhir (Mergel Afdeeling).
(2). Grup
Batupasir Kuarsa; Oligosen awal sampai akhir (Kwarts Zandsteen).
(3). Grup Breksi dan Serpih; Paleosen tengah
sampai Eosen tengah (Breccie en Mergelschalie Afdeeling).
Klasifikasi
Musper hanya digunakan sampai 1975 ketika Silitonga dan Kastowo mengkompilasi
peta geologi lembar Solok skala 1:250.000.
Pada 1975 Silitonga dan Kastowo
menambah dan merubah nama dari klasifikasi Musper. Grup Napal dirubah menjadi
Formasi Ombilin Atas tetapi masih mengacu pada umur dan deskripsi litologi yang
sama dengan Grup Napal klasifikasi Musper.
Perubahan yang besar dalam penamaan
yang diusulkan oleh Silitonga dan Kastowo terjadi pada definisi ulang dari Grup
Batupasir Kuarsa. Grup ini berubah nama menjadi Formasi Ombilin Bawah dan
dengan kisaran umur yang bertambah (Miosen awal sampai Oligosen akhir).
Deskripsi litologi sedikit berubah dengan memasukkan batubara dan sedimen
berbutir halus.
Silitonga dan Kastowo juga merubah nama Grup Breksi dan Serpih menjadi
Formasi Brani dan Sangkarewang, perbandingan unit litostratigrafi ini dapat
dilihat pada Gambar di bawah
Kolom stratigrafi Cekungan Omilin dalam Silitonga dan Kastowo (1975)
Kolom stratigrafi
Silitonga dan Kastowo (1975) adalah sebagai berikut :
(1). Formasi Ombilin Atas; Miosen Bawah awal sampai
Miosen Atas akhir.
(2). Formasi Ombilin Bawah; Oligosen awal sampai
akhir.
(3). Formasi Sangkarewang; Paleosen tengah sampai
akhir.
(4). Formasi Brani; Paleosen tengah sampai akhir.
Pada tahun 1981,
Koesoemadinata dan Matasak mendefinisi ulang kolom stratigrafi yang digunakan
oleh Silitonga dan Kastowo untuk menyesuaikan dengan penamaan stratigrafi
internasional. Koesoemadinata
dan Matasak memperkenalkan nama formasi baru pada anggota klasifikasinya.
Klasifikasi tersebut adalah:
(1). Formasi Ombilin; Miosen Bawah awal sampai
Miosen Atas akhir.
(2). Formasi Sawahtambang (anggota Rasau dan
Poro); Oligosen awal sampai akhir.
(3). Formasi Sawahlunto; Oligosen tengah sampai
akhir.
(4). Formasi Sangkarewang; Paleosen tengah sampai
akhir.
(5). Formasi Brani (anggota Kulampi dan Selo);
Paleosen tengah sampai akhir.
Penamaan
ini masih digunakan dalam semua publikasi mengenai cekungan Ombilin yang ada
sampai saat ini. Perbedaan utama antara Kastowo dan Silitonga (1975) dan
Koesoemadinata dan Matasak (1981) adalah pada definisi ulang dalam Formasi
Ombilin Bawah. Koesoemadinata dan Matasak (1981) membagi Formasi Ombilin Bawah
kedalam batubara yang berumur Eosen, batupasir dan serpih Formasi sawahlunto,
dan batupasir berlapis silang-siur dan beramalgamasi Formasi Sawahtambang.
Deskripsi
litologi dari Formasi Brani dan Sangkarewang digambarkan oleh Koesoemadinata
dan Matasak (1981) lebih rinci dibandingkan oleh Kastowo dan Silitonga (1975),
tetapi intinya tetap tidak berubah. Perbedaan yang paling besar dari penulis
sebelumnya terdapat pada pengenalan Anggota Kulampi dan Selo. Hal ini adalah
tipe batuan yang berbeda yang dikenali pada sekitar batas dari cekungan.
No comments:
Post a Comment