Geologi Regional
Nama Cekungan : Paleogene Oceanic Fracture - Neogene Back Arc Basin.Klasifikasi Cekungan : Cekungan sedimen dengan status belum ada penemuan.
Cekungan Buli Bay merupakan salah satu cekungan dikawasan timur Indonesia, terletak di sekitar Pulau Halmahera, pada koordinat 128.5°-130.4° BT dan 0°-1° LU
Tektonik Halmahera (dimodifikasi dari Hamilton, 1979). |
Stratigrafi Regional
Stratigrafi
Cekungan Halmahera Timur diawali dengan pengendapan batuan dasar yang berupa
batuan ophiolit, yang lebih dikenal dengan East Halmahera Ophiolite Batuan dasar ini
diendapkan pada umur Jurasik Tengah. Pada umur Kapur Atas sampai Paleosen di
cekungan ini diendapkan batugamping Formasi Gao. Formasi ini didominasi endapan
batugamping. Batuan lain yang dijumpai pada endapan formasi ini adalah
batupasir. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah lingkungan batial.
Breksi
Formasi Dodoga diendapkan pada umur Paleosen. Formasi ini didominasi oleh
endapan breksi. Diperkirakan endapan ini diendapakan pada lingkunagan bathyal
sampai deep marine (laut dalam). Diatas
breksi Formasi Dodoga diendapkan endapan batugamping Formasi Gelendongan.
Formasi ini diendapakan pada umur Eosen. Batuannya didominasi oleh endapan
batugamping, dengan lingkungan pengendapan nya adalah deep marin (laut dalam).
Formasi
Paniti diendapkan pada umur Eosen diatas endapan batugamping Formasi
Gelendongan secara tidak selaras. Formasi Paniti memiliki litologi yang terdiri
dari batupasir, batulempung, dan sedikit batugamping. Formasi ini diendapkan
pada lingkungan laut dangkal.
Kemudian
pada umur Oligosene diendapkan secara tidak selaras Formasi Jawali dengan
endapannya berupa konglomerat. Konglomerat Formasi Jawali diendapkan pada
lingkungan transitional. Formasi Subaim diendapkan diatas Formasi Jawali pada
umur Miosen. Formasi ini terdiri dari endapan batugamping massive dan
perlapisan batugamping koral. Lingkungan paparan laut dangkal menjadi tempat
penngendapan formasi ini. Pada umur Pliosen pada sedimentasi cekungan ini
terjadi perubahan fasies dari Formasi Subaim menjadi endapan Formasi Soolat.
Formasi ini terdiri dari endapan batulempung gampingan, serpih dan sedikit
batugamping. Pada umur Kuarter di cekungan ini diendapkan endapan Quarternary Reff. Formasi ini terdiri
dari endapan batugamping dengan lingkungan pengendapan nya adalah laut dangkal.
Stratigrafi Cekungan Halmahera Timur (dimodifikasi dari Pertamina-BEICIP, 1992). |
Sistem Petroleum
Sejarah
tektonik dan sedimentasi cekungan sangat penting diketahui untuk menentukan
hidrokarbon potensial di suatu cekungan. Evolusi cekungan merefleksikan
pergerakan dan interaksi dari lempeng. Analisis cekungan merupakan suatu proses
dengan tujuan mengetahui karakteristik dari suatu cekungan sebagai tempat
endapan sedimen yang mungkin terdapat unsur-unsur penting untuk terakumulasinya
hidrokarbon. Unsur-unsur penting tersebut seperti keberadaan batuan induk,
reservoir, batuan penutup, pola struktur untuk migrasi hidrokarbonnya, dan
jebakan.
Batuan Induk
Batuan
induk yang potensial di daerah Kepala Burung diharapkan terbentuk di cekungan
Halmahera Selatan. Dua interval batuan induk yang menghasilkan minyak di daerah
Kepala Burung Papua berupa serpih pada Formasi Ainim yang memiliki
kecenderungan untuk menghasilkan gas dan sedikit minyak. Batuan berumur Jura
Awal-Tengah dari Formasi Yefbie yang ekivalen dengan Formasi Kopai dari
Kelompok Lower Kembelangan yang mengindikasikan kecenderungan yang lebih banyak
menghasilkan minyak dibanding dengan batuan induk Permian; serpihnya memiliki
TOC 6,2 % berasal dari material sapropel yang dapat menghasilkan minyak dan
gas. Batuan induk Tersier yang ada pada cekungan-cekungan di daerah Kepala
Burung melibatkan Grup Upper Kembelangan (Paleosen-Eosen) yang mengandung TOC
sekitar 0,6-1,2% yang berasal dari material sapropel dan cenderung menghasilkan
minyak.
Reservoir
Karbonat berumur Miosen (Formasi Subaim) yang ada pada Teluk Weda memiliki ketebalan hingga 700 kaki berdasarkan refleksi dari karakter seismik. Batuan karbonat ini diharapkan diendapkan pada lingkungan dangkalan dengan energi tinggi dan dapat berupa gundukan rendah karena batuan dengan tipikal sama yang ditemukan di Cekungan Salawati memiliki properti reservoir yang baik. Potensi reservoir yang lain dimiliki oleh batupasir yang berada di bagian paling atas Grup Weda (Formasi Soolat) yang pada umumnya tipis dan mengandung fragmen litik.Perangkap
Jebakan
hidrokarbon di Cekungan Halmahera Selatan adalah jebakan stratigrafi, struktur
dan kombinasi keduanya yang terbentuk pada fase syn-rift dan tereaktivasi pada
fase tektonik tumbukan.
Batuan Penyekat / Seal
Serpih
tebal intraformasional yang ada di cekungan Bintuni diharapkan hadir juga di
Cekungan Halmahera untuk menutupi reservoir Pra-Tersier. Penyekat yang
diharapkan hadir untuk batuan karbonat terumbu berumur Miosen adalah serpih
karbonatan dan batulempung karbonat laut dalam. Bagian Top dari batuan penyekat
untuk batuan karbonat yang ada pada paparan akan disediakan oleh unit yang sama
untuk unit batugamping terumbu yang lebih tua sementara untuk batugamping yang
lebih muda ditutupi oleh sedimen klastik berukuran halus pada Grup Weda.
Unit-unit ini ekivalen dengan Formasi Klasaman dan Klasafet yang menutupi
reservoir Formasi Kais di Cekungan Salawati. Batuan penutup lain yang ada pada
cekungan ini adalah batugamping terumbu yang memiliki kisaran umur Pliosen.
Berdasarkan identifikasi seismik batuan penutup dari batugamping terumbu
memiliki resiko kebocoran karena hanya ditutupi oleh sedimentasi tipis
Plistosen.
Pembentukan Minyak, Migrasi, dan Akumulasi
Properti
batuan tiap horizon di Cekungan Buli Bay diambil dari Cekungan Salawati karena
kurangnya data. Untuk model sistem petroleum
properti batuannya diambil dari sumur TBF 1-X di Cekungan Salawati. Minyak di berada
dalam kondisi mlai matang (ekivalen dengan RO 0,5 - 0,7%) pada 23,34 jtl (Awal
Miosen) dan mencapai top Formasi Roabiba pada 21,02 jtl.. Waktu pembentukan
menengah (RO 0,7-1,0%) tercapai pada 19,54 jtl (Awal Miosen) belum mencapai
Formasi Roabiba hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darman, Herman dan Sidi, Hasan, F.,
2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geology Indonesia,
Jakarta, hal 131-140
Hall, Robert, 1999, History of
Collision in the Halmahera Region, Indonesia, Proceeding Indonesia Petroleum
Association, 27th Annual Convention Proceedings
Hamilton,
W., 1979. Tectonics of the Indonesian Region: United States Geological Survey
Professional Paper 1078.
Kartaadipura, Witoelar L., Ahmad,
Zainal., dan Reymond, Andre., 1982, Deep-Sea Basin in Indonesia, Proceeding Indonesia Petroleum Association,
11th Annual Convention Proceedings, hal 53 - 81
LEMIGAS, 2006, Kuantifikasi
Sumberdaya Hidrokarbon, Volume II, Bab II Geologi Regional Indonesia Timur,
LEMIGAS, Jakarta, hal 19-20
Letouzey, Jean, Guignard, Jean,
Clarens de Philippe, 1983, Structure of The North Banda-Molucca Area From
Multichannel Seismic Reflection Data, Proceeding
Indonesia Petroleum Association, 12th Annual Convention Proceedings,
hal. 143 - 156
PERTAMINA dan BEICIP FRANLAB, 1992,
Global Geodynamics, Basin Classification and Exploration Play-types in
Indonesia, Volume II, Halmahera Basin,
PERTAMINA, Jakarta, hal 229 – 230
No comments:
Post a Comment