Nama
cekungan polyhistory : Paleogene Oceanic Fracture -
Neogene Back Arc Basin
Klasifikasi
cekungan : Cekungan Sedimen Dengan Status Belum Ada
Penemuan Hidrokarbon
Cekungan Kau Bay merupakan salah satu cekungan
dikawasan timur Indonesia. Lokasinya berada disebelah utara Pulau Halmahera,
pada koordinat 128° - 129° BT dan 2.5° - 1° LU.Lokasi Cekungan Kau Bay |
Peta Anomali Gaya Berat Cekungan Kau Bay |
Tektonik Regional
Pulau
Halmahera terletak pada komplek tektonik dimana terdapat tiga lempeng utama
yang saling berinteraksi. Lempeng-lempeng tersebut terdiri dari Lempeng Laut
Filipina, Lempeng Australia, dan Lempeng Eurasia . Dibagian timur laut, Lempeng Laut Filipina bergerak
kearah barat. Kemungkinan pusat pemekaran berada di daerah Palung Ayu yang
disubdusikan dibawah Halmahera bagian utara, sepanjang jalur pemekaran Palung Filipina
di bagian tenggara.
Lempeng
Australia yang berada di sebelah selatan bergerak kearah timurlaut. Pergerakan
ini mengarah ke Sesar Sorong yang merupakan batas sebelah selatan wilayah
Halmahera. Sesar Sorong sendiri merupakan sesar geser mengarah mengiri.
Selama
terjadinya proses tumbukan antara Lempeng Australia bagian utara dengan Lempeng
Laut Filipina, fragmen-fragmen dari lempeng benua terbagi-bagi dan bergerak
sepanjang Sesar Sorong di bagian barat. Batugamping autochtonous Miosen dari Lempeng Australia, kemungkinan diendapkan
di lingkungan pemekaran cekungan, yang terbawa dan terbentuk pada pembentukan
Cekungan Weda dan Cekungan Tomori di bagian barat. Posisi tektonik dari
cekungan selama proses tersebut adalah pada busur belakang dengan lokasi busur
magmatik berada pada lengan bagian barat.
Lebih
lanjut deformasi sesar mendatar berhubungan dengan zona aktif Sesar Sorong dan
ini berhubungan dengan splay yang
merupakan suatu sesar berpasangan. Kondisi tersebut mungkin menyebabkan
pembukaan dari busur belakang seperti sebuah pull apart basin. Sejarah stratigrafi Halmahera merupakan hasil
dari patahan dan pengangkatan sedimen-sedimen hasil fluktuasi genang laut.
Sedimen-sedimen tersebut berpotensi sebagai batuan induk, reservoir, dan batuan
penutup, yang penting dalam pembentukan dan penjebakan hidrokarbon.
Sedimentasi dan Stratigrafi
Stratigrafi
Cekungan Kau Bay diendapkan diatas batuan dasar berumur Jurasik. Litologi batuan dasarnya
terdiri dari ofiolit. Sedimentasi
cekungan ini diawali dengan pengendapan secara tidak selaras batugamping Formasi
Gau pada umur Kapur; batuannya terdiri atas endapan batupasir dan batugamping.
Diatas batugamping Formasi Gau diendapkan breksi Formasi Dodogo berumur
Paleosen.
Pada
umur Eosen Awal diatas Formasi Dodogo diendapkan Formasi Paniti. Formasi Paniti ini memiliki endapan berupa
batupasir konglomeratan, batulanau, batulempung, batugamping, dan dijumpai pula
endapan batubara. Diperkirakan formasi ini diendapkan pada lingkungan laut
dangkal.
Peta Geologi Pulau Halmahera |
Pada
umur Eosen Tengah di Cekungan Kau Bay diendapkan napal Formasi Onof. Kemudian pada Awal Miosen diendapkan secara
tidak selaras Formasi Jawali dengan endapannya berupa konglomerat; konglomerat
Formasi Jawali berasal dari daerah fluvial. Formasi Subaim diendapkan diatas
Formasi Jawali pada umur Miosen Awal – Miosen Tengah. Formasi ini terdiri dari
endapan batugamping masif dan perlapisan batugamping koral. Lingkungan paparan laut
dangkal menjadi tempat pengendapan formasi ini.
Diatas
Formasi Subaim diendapkan Formasi Soolat pada umur Pliosen. Formasi ini terdiri
dari endapan batulempung gampingan dan perlapisan batugamping yang pada tempat-tempat
tertentu dijumpai berlapis dengan batupasir dan konglomerat.
Stratigrafi Cekungan Kau bay |
Batugamping
Formasi Wasile diendapkan pada umur Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras
diatas Formasi Soolat, dengan batuannya berupa batupasir turbidit dan terdapat
pula konglomerat yang menggambarkan bagian dari suatu prograding kipas bawah laut. Pada umur Pleistosen pada Cekungan
Halmahera ini diendapkan batugamping terumbu, dan kemudian diendapkan endapan
alluvial pada umur Holosen.
Dalam mempelajari suatu cekungan sangatlah penting untuk diketahui sistem petroleum dari cekungan tersebut. Terbentuknya hidrokarbon di suatu cekungan dikontrol oleh beberapa faktor, tergantung posisinya terhadap batas lempeng. Dengan menggunakan analog dari Cekungan Salawati berikut adalah sistem petroleum untuk Cekungan Kau Bay.
Batuan
induk yang potensial di daerah Kepala Burung diharapkan terbentuk di cekungan
Halmahera Selatan. Dua interval batuan induk yang menghasilkan minyak di daerah
Kepala Burung Papua berupa serpih pada Formasi Ainim yang memiliki
kecenderungan untuk menghasilkan gas dan sedikit minyak. Batuan berumur Jura
Awal-Tengah dari Formasi Yefbie yang ekivalen dengan Formasi Kopai dari Kelompok
Lower Kembelangan yang mengindikasikan kecenderungan yang lebih banyak
menghasilkan minyak dibanding dengan batuan induk Permian; serpihnya memiliki
TOC 6,2 % berasal dari material sapropel yang dapat menghasilkan minyak dan
gas. Batuan induk Tersier yang ada pada cekungan-cekungan di daerah Kepala
Burung melibatkan Grup Upper Kembelangan (Paleosen-Eosen) yang mengandung TOC
sekitar 0.6-1.2% yang berasal dari material sapropel dan cenderung menghasilkan
minyak.
Endapan-endapan
Formasi Pre-Oha (Paleogen), Formasi Superak (Miosen), Formasi Dufuk (Miosen
Akhir), Formasi Subaim (Miosen), dan Formasi Wasille (Pliosen). Batuan
reservoirnya terdiri dari batupasir dan konglomerat - batupasir alas serta
batugamping.
Batuan Penyekat
Serpih
yang berasal dari Formasi Soolat, Formasi
Dufuk, Formasi Akelamo ;
intraformasi.
Jebakan
hidrokarbon di Cekungan Halmahera Selatan adalah jebakan stratigrafi, struktur
dan kombinasi keduanya yang terbentuk pada fase syn-rift dan tereaktivasi pada fase tektonik collision.
DAFTAR
PUSTAKA
Darman, Herman dan
Sidi, Hasan, F., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli
Geology Indonesia, Jakarta, hal 131-140.
Hall, Robert, 1999,
History of Collision in the Halmahera Region, Indonesia, Proceeding Indonesia Petroleum
Association, 27th Annual Convention Proceedings.
Hamilton, W., 1979. Tectonics of
the Indonesian Region: United States Geological Survey Professional Paper 1078.
Kartaadipura, Witoelar
L., Ahmad, Zainal., dan Reymond, Andre., 1982, Deep-Sea Basin in Indonesia, Proceeding Indonesia Petroleum Association,
11th Annual Convention Proceedings, hal 53 – 81.
LEMIGAS, 2006,
Kuantifikasi Sumberdaya Hidrokarbon, Volume II, Bab II Geologi Regional
Indonesia Timur, LEMIGAS, Jakarta, hal 19-20.
Letouzey, Jean,
Guignard, Jean, Clarens de Philippe, 1983, Structure of The North Banda-Molucca
Area From Multichannel Seismic Reflection Data, Proceeding Indonesia Petroleum Association, 12th Annual
Convention Proceedings, hal. 143 - 156.
PERTAMINA dan BEICIP
FRANLAB, 1992, Global Geodynamics, Basin Classification and Exploration
Play-types in Indonesia, Volume II, Halmahera
Basin, PERTAMINA, Jakarta, hal 229 – 230.
No comments:
Post a Comment