Direktur Utama Pertamina yang baru Dwi Soetjipto. |
Profil Dwi Soetjipto
Pendidikan dan Karir
Semen Padang awal karir Dwi Soetjipto dimulai. |
Keluarga
Ibu Handayani yang selalu menemani suami bertugas. |
"Saat itu, 2003 saya ditunjuk sebagai Dirut di Semen Padang yang kala itu dalam situasi sedang puncaknya konflik di dalam grup," ujar Dwi". Dwi harus menerima penolakan dari pekerja bahkan dianggap sebagai pengkhianat. Saat itu Dwi harus menghadapi demo besar-besaran selama empat bulan. Bahkan Dwi tidak dapat berangkat menuju kantor karena para demonstran tersebut berjaga di depan pintu masuk atau gerbang Semen Padang (sumber). Bahkan waktu itu ia merencanakan memindahkan keluarganya ke kampung halaman, tetapi atas dorongan istri dan keluarnya ia megurungkan niatnya. "Keluarga saat terjadi demo mereka berada di dalam komplek Semen Padang, saya sendiri di luar, saya sarankan mereka sementara ke Surabaya dan sekolah di sana. Ketika itu saya ajak mereka ngomong, saya meminta sementara mereka pindah, tapi mereka tidak mau pindah, mereka malah ngomong, ‘kenapa kita harus pindah, bapak saja yang punya masalah tidak pindah’," jelasnya .
Saat ini Dwi dikaruniai 4 orang anak adapun keempat anaknya, yakni Anak pertamanya, Aditiya Hadi Wicaksono mengambil kuliah di Monash University, Australia. Anak keduanya, Wahyu Agung Pramudito melanjutkan kuliah di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST), Inggris, sekarang menjadi University of Manchester. Sementara anak ketiganya, Dananto Adi Nugroho kuliah di ITS dan lulus September lalu. Selanjutnya, Muhammad Baskoro Aji, si bungsu yang duduk di kelas 2 SMP (sumber)
Aktivitas Kemasyarakatan
Selain berkarir sebagai profesional Dwi juga aktif dalam kegiatan masyarakat berupa peningkatan ekonomi dan kegiatan olahraga. Tercatat Dwi aktif dalam olahraga beladiri Pencak Silat dan Tenis Lapangan. Pada saat berada di semen padang dwi juga sempat mendirikan pelatihan beladiri pencak silat untuk anak - anak sekolah dasar untuk sosialisasi pada masyarakat sekitar (sumber). Hal ini didasari atas pengalaman masa kecilnya. Pada saat kecil dwi terpaksa harus memberikan contekan kepada temannya, karena pada saat masa kecil Dwi tergolong pintar. Jika menolak maka kepalan tangan siap menerjang tubuhnya, oleh karena badan yang kecil akhirnya ia memutuskan belajar bela diri silat. Karena beladiri silat cocok dengan perawakannya yang kecil (sumber). Filsafat beladiri ini juga diterapkan dalam bidang bisnis yang ditekuninya karena setiap saat harus menghadapi persaingan yang keras dan dituntut agar pantang menyerah. Sinyal - sinyal persaingan bisnis ini sangat pas dianalogikan saat dalam bertarung. Selain aktif di olahraga beladiri silat, Dwi juga aktif dalam olahraga tenis lapangan setiap minggu selalu disempatkan untuk bermain tenis. Atas keaktifannya, akhirnya dwi dipercaya sebagai Ketua Pengurus Daerah Persatuan Tenis Lapangan Jawa Timur (Pengda Pelti) (sumber).
Dwi juga terkenal dekat dengan para jurnalis dan wartawan ini dibuktikan dengan penghargaan yang diberikan oleh persatuan wartawan indonesia (PWI). Anugerah Pena Emas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini merupakan anugerah tertinggi yang diberikan PWI kepada individu yang memiliki rekam jejak positif dalam mendukung kebebasan berekspresi, kemerdekaan dan kemajuan pers nasional. Dwi adalah tokoh ke-34 yang menerima Pena Emas PWI sejak 1975 (sumber). Selain penghargaan Dwi juga pernah dipercaya sebagai ketua kontingen PWI Jawa Timur dalam Pekan Olahraga Nasional (Porwanas) XI 2013 yang saat itu berlangsung di Banjarmasin. Kedekatan dengan para wartawan ini sangat membantu dalam menunjang tugas - tugas perusahaan sehingga diharapkan terjadi sinergi antara perusahaan BUMN dengan para wartawan (sumber).
Selain aktif bekerja sebagai kayawan semen indonesia dwi ,juga pernah mengajar di Institut Pelatihan Pembangunan sejak tahun 1999- sekarang. Pada tahun 2014, ia ditetapkan sebagai Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Semen Indonesia (STIM) dan Komisaris Bursa Efek Indonesia mewakili PT. Semen Indonesia (sumber). Pendirian STIM dan Centre of Engineering (COE) merupakan salah satu inovasi yang dihasilkan olehnya (sumber). Selain sebagai pengajar ia juga sempat juga mengetuai Ikatan Alumni Teknologi Sepuluh Nopember (IKA - TS) (sumber) dan juga mendapatkan penghargaan sebagai alumnus terbaik dari ITS. Dalam bidang kemasyarakatan ia berperan dalam pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) saat ini tercatat sebagai koperasi terbesar kedua se Indonesia dengan jumlah enam ribu orang dan total aset sebesar1,4 trilliun. Atas jasanya ini ia mendapat penghargaan Satya Lencana pembangunan (sumber). Prestasi Soetjipto selama menjadi Dirut PT Semen Gresik adalah mampu mensejajarkan PT. Semen Gresik dengan BUMN besar seperti Pertamina dan PLN. Ia sukses membawa kapasitas produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun, mengalahkan kapasitas produksi Siam Cement yang sebesar 23 juta ton, yang selama ini adalah raja semen Asia Tenggara (sumber). Atas prestasi itu dia berhasil meraih penghargaan sebagai “The Best CEO 2014″ dan perusahaannya terpilih sebagai “The Best Listed Companye Manufacturing Basic Industry Sector 2014″ yang diadakan oleh MNC Business Awards 2014 (sumber).
Direktur Utama Pertamina periode 2014-2019, Dwi Soetjipto, menyatakan ada tiga pekerjaan utama yang akan dia lakukan setelah resmi menjadi pejabat nomor satu di perusahaan pelat merah itu.
Pertama, ia akan menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak Indonesia di bidang energi. Kedua, meningkatkan efisiensi Pertamina dari hulu dan hilir dengan transparan dan mengkaji kembali sejumlah hal yang telah dan akan dilakukan oleh Perseroan. Sedangkan target terakhirnya yaitu membenahi dan mengelola Pertamina dengan transparan.
Banyak pengamat meragukan kemampuan Dwi dalam memimpin PT. Pertamina. Apalagi dengan latar belakang karir Dwi yang tidak pernah berkecimpung di dunia migas. Banyak nada pesimis atas penunjukkan dwi terutama dari serikat pekerja pertamina dan para pengamat migas indonesia. Selain dari pengamat minyak dan gas, penolakan serupa dilakukan oleh warga rembang dan yang menjadi tempat lahan semen indonesia berekspansi. Hal ini mengindikasikan dwi lebih pro keuntungan semen indonesia dibandingkan kehidupan masyarakat di sekitar Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Rembang.
Berikut ini pendapat masyarakat tentang penunjukkan Dwi sebagai Dirut Pertamina :
Kwik Kian Gie
Mantan Menteri Ekonomi dan Industri, Kwik Kian Gie mengatakan bahwa akan repot jika Pertamina dipimpin oleh orang yang tidak memiliki basic perminyakan. "Agak repot, kalau tidak punya pengetahuan perminyakan," ucap Kwik
Pasalnya, minyak memiliki sesuatu yang khas, dan tidak bisa disamakan dengan sektor industri lain. "Kalau sektor lain mungkin bisa hanya dengan 'mampu', kalau minyak tidak bisa karena minyak memilik kekhasan," jelas dia. Sayangnya, saat ditanya mengenai sosok Dwi Soetjipto, Kwik mengaku sama sekali tidak mengenal sosok Dwi. "Saya tidak kenal sama sekali sama Dwi Soetjipto, jadi saya tidak bisa mengomentari apa yang saya tidak tahu," tandasnya (sumber).
Iwa Garniwa (Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia)
Iwa Garniwa meragukan kapabilitas Dwi Soetjipto selaku Dirut PT Pertamina (persero) yang baru. Terutama, mantan Dirut PT Semen Indonesia itu dalam mengelola sektor migas. "Persyaratan utama memilih Dirut Pertamina haruslah dari orang yang punya pemahaman di sektor energi bukan komoditas. Visi dan misi seperti ini tidak ada pada Dwi Soetjipto," ujarnya, Seharusnya pemilihan direktur utama pertamina merujuk pada visi dan misi pengelolaan energi nasional. Bukan seorang entrepreneur (pengusaha) sehingga bicaranya hanya tentang bisnis. Pertamina dikawatirkan akan semakin liberal ujar Iwa. Iwa juga menyoroti masalah proses seleksi dan penyaringan tidak melalui proses yang ketat. Hal ini disayangkan karena menyulitkan proses perbaikan pengelolaan energi nasional. Iwa heran pemilihan dirut ini tidak seperti memilih menteri yang melibatkan KPK dan PPATK. Pemilihan ini dianggap kurang transparan dalam mengisi jabatan publik dan jabatan strategis sekelas Pertamina (sumber).
Iwa mengaku pesimis pada proses pemilihan dirut pertamina karena figur yang muncul merupakan orang yang dekat dengan pengusaha ketimbang mengerti tentang soal energi. Nama - nama yang muncul tidak ada yang memiliki latar belakang keahlian energi bahkan calon yang ada berasal dari Telkom, Semen Indonesia, Perbankan dan sebagainya. Pengangkatan ini menurutnya tidak pas karena salah satu syarat mutlak menjadi Direktur Pertamina adalah memahami minyak dan gas bumi (migas). Tidak hanya cukup menguasai ilmu manajerial, kememimpinan, dan ilmu bisnis, karena pertamina butuh pemahaman migas. Menurut Iwa hal ini bisa menjadi fatal karena minyak bukan komoditas seperti semen. Minyak merupakan salah satu fundamnetal ketahanan ekonomi nasional bukan hanya pengusaaan pasar (sumber).
Uchok Sky Khadafi (Koordinator Forum Transparansi Anggaran /FITRA)
Pengamat anggaran politik Uchok mengatakan proses pemilihan direktur ini janggal dan aneh. Alasan Uchok figur yang dipilih tidak pernah meiliki latar belakang migas sama sekali. Secara langsung Ia menuding Dwi hanya akan dijadikan boneka oleh Kementrian BUMN. Dwi dianggap tidak paham minyak dan gas bumi , tidak paham peta mafia migas dan diragukan komitmenya dalam memberantas mafia migas di Pertamina. Uchok mengilustrasikan jabatan ditut pertaminan sebagai boneka yang akan disayang bila menuruti kemauan tuannya di kementrian BUMN dan akan ditendang bila berani melawan pemiliknya (sumber).
Ugan Gandar (Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu/SPPB)
Ugan Gandar menegaskan agar memilih sosok Dirut Pertamina dari sektor dunia minyak dan gas dan tidak memilih sosok yang belum berpengalaman karena sektor migas lebih rumit dan jauh sekali dibandingkan dengan mengurusi semen. "Pakai logika saja, produksi semen dan migas itu berbeda. Sementara kandidat dari internal banyak dan bagus" , ujar Ugan. Menurutnya pengalaman Dwi di industri semen tidak sebanding dengan sektor migas , karena persoalan di Pertamina bukan hanya keuangan dan bisnis. Tugas utama Dirut Pertamina adalah meningkatkan lifting minyak, memperbaiki sektor hulu dan hilir, membangun kilang, memperbaiki bisnis kapal minyak dan tanker, dan paling penting melawan intervensi mafia migas dan campur tangan asing. Bahkan Ugan meragukan Dwi melawan mafia migas maupun intervensi dari para politisi, karena bisnis migas ini merupakan salah satu penghasil pendapatan negara terbesar. Jadi sangat mungkin posisi ini akan banyak dipolitisir oleh kelompok tertentu (sumber).
Oleh karena itu, Serikat Pekerja Pertamina Bersatu menilai jika Menteri BUMN tetap memaksakan kepentinganya maka Pertamina bisa menuju kehancuran. Pertamina bakal di privatisasi, lifting minyak bakal menurun, dan timbul gejolak internal Pertamina. Bahkan SPPB mengancam akan melakukan aksi turun ke jalan bila Dirut Pertamina bukan orang yang ahli di sektor migas (sumber).
Rovicky Dwi Putrohari (Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia /IAGI)
Rovicky meyayangkan jika Menteri BUMN memilih Dirut Pertamina dari kalangan eksternal yang tidak mengetahui latar belakang migas. Menurutnya kandidat dirut pertamina yang berlatar belakang keuangan hanya akan mementingkan sisi keuangan saja, dia pasti tidak mengetahui bagaimana meningkatkan lifting, mencari cadangan minyak , dan membangun kilang - kilang baru. Ia beralasan dengan pertumbuhan konsumsi minyak dalam negeri akan dibutuhkan peningkatan lifting dan pembuatan kilang baru, bukan hanya masalah akuntansi belaka. Paling utama adalah mengembalikan kepercayaan investor dan masyarakat terkait kredibilitas yang dicari yaitu jujur, berani melawan intervensi dan mampu menindak korupsi. Rovicky dan IAGI mendesak pemerintah melakukan lelang terbuka untuk jabatan itu dan dilakukan uji publik, karena masyarakat akan menilai kapabilitas, rekam jejak, dan independensi sosok yang dipilih (sumber).
Binsar Efendi Hutabarat (Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertaminan / SPKP)
Suara kekhawatiran atas penunjukkan juga diungkapkan Binsar Hutabarat, karena ada indikasi orang dekat adik Menteri BUMN Ari Soemarno yang akan dijadikan Direktur Pertamina.Binsar mengungkapkan, saat Ari Soemarno menjadi Dirut Pertamina, dan berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris pada 17 September 2008, ia membentuk ISC (Integrated Supply Chain), alasan Ari saat itu agar dapat menyelaraskan pengadaan minyak mentah dan BBM buat kebutuhan kilang dan pemasaran. "Tapi, mana buktinya ISC yang dibentuk Pak Ari itu? Justru yang terjadi sampai sekarang bukannya memfasilitasi dan mempercepat pembangunan kilang, tapi justru menghambat pembangunan kilang baru," tutur Binsar yang juga Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM) ini.
”Secara logika akal sehat orang awam saja, kalau Dirut Pertamina-nya adalah Dwi Soetjipto yang selama ini berkecimpung di dunia semen, bagaimana dia bisa menangani persoalan migas, khususnya minyak di negara ini yang dari hulu ke hilir lebih ruwet dan sangat kompleks,” Ujar Binsar
Disebutkan Binsar pula, saat ini berlangsung kejahatan terstruktur, sistematis dan massif dalam pengelolaan migas di negara ini, yang mana selama ini sangat sepi dan jauh dari ruang pemberitaan media massa, maupun diskursus publik."Ini terjadi karena kuatnya backing para mafia migas ini ditambah lagi mendapat perlindungan secara legalitas formal melalui berbagai peraturan itu, bahkan dari pusat kekuasaan," jelas Binsar (sumber).
Salamuddin Daeng (Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia /AEPI)
Penolakan serupa juga diungkapkan oleh peneliti AEPI Salamuddin Daeng, karena Dwi termasuk orang yang berprestasi membuat utang luar negeri semakin besar. Dwi Soetjipto bersama kroninya dianggap orang yang membuat utang luar negeri meningkat terutama dari perusahaan swasta dan BUMN. Menurutnya penunjukkan dia akan membuat PT Pertamina akan semakin terperangkap dalam hutang. Bahkan Salamuddin menduga Dwi merupakan bagian dari imperialisme pasar keuangan yang hendak memasukkan BUMN dalam perangkap rezim keuangan global. Pihaknya mengatakan bahwa Dwi sebelumnya sering mencetak utang di BUMN Semen Indonesia. Apalagi, kata dia, beberapa waktu lalu karyawan Semen Indonesia melakukan aksi menuntut mundurnya Dwi Soetjipto. Dalam tuntutannya juga, Serikat Pekerja Semen Indonesia menolak efisiensi abal-abal yang dilakukan Dwi. Ingat secara makro bunga hutang luar negeri telah menyebabkan defisit pada transaksi berjalan dalam ekonomi Indonesia. "Bangsa Indonesia harus semakin waspada dengan modus penjualan baru BUMN nasional oleh pemerintahan neoliberal yang bersembunyi dibalik bulusukan yang semakin membusuk," pungkasnya (sumber).
Warga Pati - Rembang Jawa Tengah / Ming Ming Lukiarti (Aktivis Lingkungan Rembang)
Penolakan pemilihan Dwi juga dilakukan oleh warga korban sekitar Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputi. Warga ini merupakan korban pembangunan Semen Indonesia yang berada di kawasan itu. Warga yang menolak pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan pelantikan Dwi (baca disini). Mantan Dirut Semen Indonesia itu diyakini masih meninggalkan persoalan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Rembang.
Suara penolakan juga diungkapkan aktivis lingkungan Rembang Ming Ming Lukiarti. Menurut dia, semestinya Dwi lebih dulu menyelesaikan persoalan dengan masyarakat Rembang dan wilayah Pati. Hal itu guna mencegah persoalan berlarut-larut di kemudian hari. Apalagi, lanjut Ming-ming, Dwi dinilai bertanggungjawab dalam peristiwa bentrok antara aparat dengan kaum ibu yang menolak pendirian pabrik semen. Mereka mendapat tindakan represif dari aparat.
Selain itu, saat ini warga tengah mengajukan proses gugatan izin pendirian ke pengadilan Tata usaha Negara (PTUN). Komnas HAM juga meminta agar PT Semen Indonesia menghentikan aktivitas pembangunan, hingga menunggu kekuatan hukum tetap.Dalam kasus itu, kata dia, PT Semen Indonesia diduga melanggar izin pendirian di lahan yang memiliki fungsi penyerapan air. "Fakta di lapangan masih dilanjutkan pembangunannya, Padahal masih dalam sengketa," kata dia (sumber).
Penolakan dan kritik ini harus bisa dijawab oleh Dwi Soetjipto untuk meningkatkan performa PT. Pertamina sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia. Besar harapan PT Pertamina menjadi salah satu 50 perusahaan terbaik di dunia dan dapat memenuhi kebutuhan energi penduduk indonesia yang semakin meningkat.
Dwi juga terkenal dekat dengan para jurnalis dan wartawan ini dibuktikan dengan penghargaan yang diberikan oleh persatuan wartawan indonesia (PWI). Anugerah Pena Emas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini merupakan anugerah tertinggi yang diberikan PWI kepada individu yang memiliki rekam jejak positif dalam mendukung kebebasan berekspresi, kemerdekaan dan kemajuan pers nasional. Dwi adalah tokoh ke-34 yang menerima Pena Emas PWI sejak 1975 (sumber). Selain penghargaan Dwi juga pernah dipercaya sebagai ketua kontingen PWI Jawa Timur dalam Pekan Olahraga Nasional (Porwanas) XI 2013 yang saat itu berlangsung di Banjarmasin. Kedekatan dengan para wartawan ini sangat membantu dalam menunjang tugas - tugas perusahaan sehingga diharapkan terjadi sinergi antara perusahaan BUMN dengan para wartawan (sumber).
Prestasi dan Inovasi
Selain aktif bekerja sebagai kayawan semen indonesia dwi ,juga pernah mengajar di Institut Pelatihan Pembangunan sejak tahun 1999- sekarang. Pada tahun 2014, ia ditetapkan sebagai Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Semen Indonesia (STIM) dan Komisaris Bursa Efek Indonesia mewakili PT. Semen Indonesia (sumber). Pendirian STIM dan Centre of Engineering (COE) merupakan salah satu inovasi yang dihasilkan olehnya (sumber). Selain sebagai pengajar ia juga sempat juga mengetuai Ikatan Alumni Teknologi Sepuluh Nopember (IKA - TS) (sumber) dan juga mendapatkan penghargaan sebagai alumnus terbaik dari ITS. Dalam bidang kemasyarakatan ia berperan dalam pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) saat ini tercatat sebagai koperasi terbesar kedua se Indonesia dengan jumlah enam ribu orang dan total aset sebesar1,4 trilliun. Atas jasanya ini ia mendapat penghargaan Satya Lencana pembangunan (sumber). Prestasi Soetjipto selama menjadi Dirut PT Semen Gresik adalah mampu mensejajarkan PT. Semen Gresik dengan BUMN besar seperti Pertamina dan PLN. Ia sukses membawa kapasitas produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun, mengalahkan kapasitas produksi Siam Cement yang sebesar 23 juta ton, yang selama ini adalah raja semen Asia Tenggara (sumber). Atas prestasi itu dia berhasil meraih penghargaan sebagai “The Best CEO 2014″ dan perusahaannya terpilih sebagai “The Best Listed Companye Manufacturing Basic Industry Sector 2014″ yang diadakan oleh MNC Business Awards 2014 (sumber).
Visi dan Misi di Pertamina
Pertama, ia akan menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak Indonesia di bidang energi. Kedua, meningkatkan efisiensi Pertamina dari hulu dan hilir dengan transparan dan mengkaji kembali sejumlah hal yang telah dan akan dilakukan oleh Perseroan. Sedangkan target terakhirnya yaitu membenahi dan mengelola Pertamina dengan transparan.
Nada Pesimis Atas Penunjukkan Dwi
Banyak pengamat meragukan kemampuan Dwi dalam memimpin PT. Pertamina. Apalagi dengan latar belakang karir Dwi yang tidak pernah berkecimpung di dunia migas. Banyak nada pesimis atas penunjukkan dwi terutama dari serikat pekerja pertamina dan para pengamat migas indonesia. Selain dari pengamat minyak dan gas, penolakan serupa dilakukan oleh warga rembang dan yang menjadi tempat lahan semen indonesia berekspansi. Hal ini mengindikasikan dwi lebih pro keuntungan semen indonesia dibandingkan kehidupan masyarakat di sekitar Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Rembang.
Berikut ini pendapat masyarakat tentang penunjukkan Dwi sebagai Dirut Pertamina :
Kwik Kian Gie
Kwik Kian Gie (Mantan Menteri Bappenas). |
Pasalnya, minyak memiliki sesuatu yang khas, dan tidak bisa disamakan dengan sektor industri lain. "Kalau sektor lain mungkin bisa hanya dengan 'mampu', kalau minyak tidak bisa karena minyak memilik kekhasan," jelas dia. Sayangnya, saat ditanya mengenai sosok Dwi Soetjipto, Kwik mengaku sama sekali tidak mengenal sosok Dwi. "Saya tidak kenal sama sekali sama Dwi Soetjipto, jadi saya tidak bisa mengomentari apa yang saya tidak tahu," tandasnya (sumber).
Iwa Garniwa (Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia)
Iwa Garniwa (UI). |
Iwa mengaku pesimis pada proses pemilihan dirut pertamina karena figur yang muncul merupakan orang yang dekat dengan pengusaha ketimbang mengerti tentang soal energi. Nama - nama yang muncul tidak ada yang memiliki latar belakang keahlian energi bahkan calon yang ada berasal dari Telkom, Semen Indonesia, Perbankan dan sebagainya. Pengangkatan ini menurutnya tidak pas karena salah satu syarat mutlak menjadi Direktur Pertamina adalah memahami minyak dan gas bumi (migas). Tidak hanya cukup menguasai ilmu manajerial, kememimpinan, dan ilmu bisnis, karena pertamina butuh pemahaman migas. Menurut Iwa hal ini bisa menjadi fatal karena minyak bukan komoditas seperti semen. Minyak merupakan salah satu fundamnetal ketahanan ekonomi nasional bukan hanya pengusaaan pasar (sumber).
Uchok Sky Khadafi (Koordinator Forum Transparansi Anggaran /FITRA)
Uchok Koordinator FITRA |
Ugan Gandar (Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu/SPPB)
Ugan Gandar Presiden SPPB |
Oleh karena itu, Serikat Pekerja Pertamina Bersatu menilai jika Menteri BUMN tetap memaksakan kepentinganya maka Pertamina bisa menuju kehancuran. Pertamina bakal di privatisasi, lifting minyak bakal menurun, dan timbul gejolak internal Pertamina. Bahkan SPPB mengancam akan melakukan aksi turun ke jalan bila Dirut Pertamina bukan orang yang ahli di sektor migas (sumber).
Rovicky Dwi Putrohari (Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia /IAGI)
Mantan Ketua IAGI Rovicky D.P. |
Binsar Efendi Hutabarat (Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertaminan / SPKP)
Binsar Hutabarat Ketua SPKP (sumber). |
”Secara logika akal sehat orang awam saja, kalau Dirut Pertamina-nya adalah Dwi Soetjipto yang selama ini berkecimpung di dunia semen, bagaimana dia bisa menangani persoalan migas, khususnya minyak di negara ini yang dari hulu ke hilir lebih ruwet dan sangat kompleks,” Ujar Binsar
Disebutkan Binsar pula, saat ini berlangsung kejahatan terstruktur, sistematis dan massif dalam pengelolaan migas di negara ini, yang mana selama ini sangat sepi dan jauh dari ruang pemberitaan media massa, maupun diskursus publik."Ini terjadi karena kuatnya backing para mafia migas ini ditambah lagi mendapat perlindungan secara legalitas formal melalui berbagai peraturan itu, bahkan dari pusat kekuasaan," jelas Binsar (sumber).
Salamuddin Daeng (Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia /AEPI)
Salamuddin Daeng peneliti AEPI. |
Warga Pati - Rembang Jawa Tengah / Ming Ming Lukiarti (Aktivis Lingkungan Rembang)
Aksi penolakan pembangunan pabrik Semen Indonesia. |
Suara penolakan juga diungkapkan aktivis lingkungan Rembang Ming Ming Lukiarti. Menurut dia, semestinya Dwi lebih dulu menyelesaikan persoalan dengan masyarakat Rembang dan wilayah Pati. Hal itu guna mencegah persoalan berlarut-larut di kemudian hari. Apalagi, lanjut Ming-ming, Dwi dinilai bertanggungjawab dalam peristiwa bentrok antara aparat dengan kaum ibu yang menolak pendirian pabrik semen. Mereka mendapat tindakan represif dari aparat.
Selain itu, saat ini warga tengah mengajukan proses gugatan izin pendirian ke pengadilan Tata usaha Negara (PTUN). Komnas HAM juga meminta agar PT Semen Indonesia menghentikan aktivitas pembangunan, hingga menunggu kekuatan hukum tetap.Dalam kasus itu, kata dia, PT Semen Indonesia diduga melanggar izin pendirian di lahan yang memiliki fungsi penyerapan air. "Fakta di lapangan masih dilanjutkan pembangunannya, Padahal masih dalam sengketa," kata dia (sumber).
Penolakan dan kritik ini harus bisa dijawab oleh Dwi Soetjipto untuk meningkatkan performa PT. Pertamina sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia. Besar harapan PT Pertamina menjadi salah satu 50 perusahaan terbaik di dunia dan dapat memenuhi kebutuhan energi penduduk indonesia yang semakin meningkat.
No comments:
Post a Comment