Geologi
Struktur Daerah Jawa
Perkembangan
tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari pola-pola struktur geologi dari waktu
ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki pola-pola yang
teratur.
Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur – Barat (E-W) (Gambar 7).
Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur – Barat (E-W) (Gambar 7).
Perubahan jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur Laut – Barat
Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur – Barat (E-W) sejak kala Oligosen sampai sekarang
telah menghasilkan tatanan geologi Tersier di Pulau Jawa yang sangat rumit
disamping mengundang pertanyaan bagaimanakah mekanisme perubahan tersebut. Kerumitan
tersebut dapat terlihat pada unsur struktur Pulau Jawa dan daerah sekitarnya.
Gambar
7. Pola stuktur di Pulau Jawa berupa pola Meratus , pola Sunda dan arah Timur –
Barat (Sujanto dan Sumantri , 1977 dalam Natalia dkk., 2010).
Pola
Meratus di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di bagian tengah
terekspresikan dari pola penyebarab singkapan batuan pra- Tersier di daerah
KarangSambung.
Sedangkan di bagian timur ditunjukkan oleh
sesar pembatas Cekungan Pati, “Florence” timur, “Central Deep”. Cekungan Tuban
dan juga tercermin dari pola konfigurasi Tinggian Karimun Jawa, Tinggian Bawean
dan Tinggian Masalembo. Pola Meratus tampak lebih dominan terekspresikan di
bagian timur.
Pola
Sunda berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan sementara
perkembangan ke arah timur tidak terekspresikan.Ekspresi yang mencerminkan pola
ini adalah pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan
Arjuna.
Pola Sunda pada Umumnya berupa struktur
regangan.Pola Jawa di bagian barat pola ini diwakili oleh sesar-sesar naik
seperti sesar Beribis dan sesar-sesar dalam Cekungan Bogor. Di bagian tengah
tampak pola dari sesar-sesar yang terdapat pada zona Serayu Utara dan Serayu Selatan
(Gambar 8). Di bagian Timur ditunjukkan oleh arah Sesar Pegunungan Kendeng yang
berupa sesar naik.
Dari
data stratigrafi dan tektonik diketahui bahwa pola Meratus merupakan pola yang
paling tua. Sesar-sesar yang termasuk dalam pola ini berumur Kapur sampai
Paleosen dan tersebar dalam jalur Tinggian Karimun Jawa menerus melalui Karang
Sambung hingga di daerah Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini teraktifkan kembali
oleh aktivitas tektonik yang lebih muda.
Pola
Sunda lebih muda dari pola Meratus. Data seismik menunjukkan Pola Sunda telah
mengaktifkan kembali sesar-sesar yang berpola Meratus pada Eosen Akhir hingga
Oligosen Akhir.
Pola
Jawa menunjukkan pola termuda dan mengaktifkan kembali seluruh pola yang telah
ada sebelumnya (Pulunggono, 1994 dalam Natalia dkk., 2010 ). Data seismik menunjukkan
bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih aktif hingga sekarang.
Gambar
8. Pola struktur dan sesar di Pulau Jawa ( Natalia dkk., 2010)
Referensi ;
Referensi ;
Natalia, Eka P., Taufiq
Andhika , Roid Faqih M., Dharmaleksa S.E.P, Ade AkhyarNurdin , Belly Dharana
Kertiyasa , Novianto Dwi Nugrohao, Bayu Hari Utomo. 2010.”Geologi Pulau Jawa”. Univesitas Jenderal Soedirman : Purbalingga.
No comments:
Post a Comment